Merdeka Belajar Dan Gateways Study Visit Indonesia 2024

 

Kunjungan ke SMAN 3 denpasar untuk melihat
secara langsung praktik baik Merdeka Belajar


Sebagai seorang ibu dan juga pegiat pengasuhan saya menyadari bahwa pendidikan itu sebuah perjalanan panjang. Prosesnya butuh waktu, programnya harus berdasarkan riset mendalam buka asal jalan dan evaluasi harus terus dilakukan sepanjang hayat. Itulah kenapa dalam islam disebut-sebut dan dikenal dengan istilah ‘Pendidikan sepanjang hayat’. Siapa yang harus melakukannya sepanjang hayat? Ya semua yang terlibat di dalamnya: siswa, orang tua, pendidik, lingkungan-masyarakat dan juga negara. Mendidik satu anak dibutuhkan orang satu kampung. Ini sejalan dengan teori Ekologi-nya Urie Bronfenbrenner. Bahwa perkembangan manusia itu saling terkait dari mulai yang terdekat sampai yang terjauh.


Merdeka Belajar Dan Gateways Study Visit 2024 Bersama UNESCO dan UNICEF



Anak-anak kita ikut tumbuh bersama pengasuhan orang tua-nya, teman sebaya, teman sekolah, teman-teman ayah-ibunya, masyarakat dan juga kebijakan negara. Dan bersyukur Merdeka Belajar dengan Kurikulum Merdeka-nya meng-akomodir itu. Sebagai keluarga dengan model homeschooling/sekolah rumah saya merasa kemandirian pengasuhan keluarga kami sangat terfasilitasi.

Dan transformasi teknologi Pendidikan Indonesia bisa dibilang sangat signifikan. Bukan pada penggunaan gadget di kalangan anak sekolah, tetapi lebih kepada akses dan sumber-sumber materi belajar yang tersedia secara efisien. Ini yang saya rasakan. Bangga banget saat tahu bahwa Indonesia menjadi tuan rumah untuk Gateways Study Visit 2024. Transformasi teknologi pendidikan Indonesia menjadi salah satu yang membawa perubahan signifikan pasca pandemi covid-19. Tak heran UNESCO dan UNICEF meminta Indonesia untuk menjadi percontohan transformasi teknologi pendidikan bagi negara-negara lain. 



Tema Gateways Study Visit tahun 2024 ini bertajuk "Beyond The Tech Intervention: Navigating Indonesia's Education Transformation. Dan memberikan kesempatan untuk pemerintah Indonesia berbagi program Merdeka Belajar kepada masyarakat dunia. Ada 20 delegasi negara dan 9 organisasi internasional yang ingin belajar kepada kita. 

Mas Menteri Nadiem Makarim dalam speech-nya mengatakan bahwa

“Dalam lima tahun terakhir, Indonesia telah melakukan transformasi besar dalam system Pendidikan. Indonesia menggunakan teknologi sebagai penyeimbang system Pendidikan, sehingga dapat berkolaborasi dan meningkatkan kualitas layanan pendidikan kepada murid”.

Mengingat Indonesia memiliki ekosistem pendidikan terbesar keempat di dunia dengan 60 juta murid dan 4 juta guru.  Indonesia menghadapi tantangan besar dalam lima tahun ke belakang. Dengan adanya intervensi berbasis teknologi menjadi cara untuk meminimalkan risiko kehilangan pembelajaran (learning loss). Lalu bagaiamana dengan ‘Merdeka Belajar’ yang hari ini menjadi bagian dari Pendidikan Indonesia hari ini? Emancipated Learning, bukan Independent Learning. Terminologi “Merdeka Belajar” sering kali diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai “Independent Learning”. Terminologi yang sebenarnya adalah “Emancipated Learning”. Semangat yang diusung adalah “Personalized Learning” atau pendidikan sesuai dengan minat dan bakat anak-anak, dengan tenaga pendidik sebagai penuntun.

Saat ini desain layanan digital Kemendikbudristek diharapkan dapat mencapai skala pengembangan yang mirip dengan platform digital milik perusahaan-perusahaan berstatus unicorn. Saat ini, platform digital yang ada telah melebih target yang ditetapkan untuk akhir 2024. Data per September 2024 menunjukkan bahwa pengguna Platform Merdeka Mengajar sebanyak lebih dari  4,3 juta, untuk Rapor Pendidikan lebih dari 844 ribu, lalu Kampus Merdeka lebih dari 1,6 juta, ARKAS lebih dari 420 ribu, dan SIPLah lebih dari 300 ribu pengguna.

Intervensi Teknologi Masa Depan Yang Humanis

Buat saya ada satu pernyataan yang menarik dan saya setuju banget. Yakni pernyataan Mark West dari UNESCO yang mengatakan bahwa

“Transformasi Pendidikan di Indonesia itu mewakili intervensi teknologi di masa depan. Dimana penggunaan teknologi memberi ruang interaksi manusia di ruang-ruang kelas”






Ini setuju banget. Karena intervensi pendidikan itu jangan sampai mengabaikan perkembangan emosi dan sosial anak dan para pendidik. Kita manusia. Dan harus dibesarkan dengan cara humanis. Tak heran para peserta delegasi diajak untuk melihat secara langsung bagaiaman intervensi teknologi di sekolah-sekolah Indonesia di provinsi Bali. Tak lupa juga ada pagelaran oleh teman-teman disibilitas. Inilah contoh pendidikan yang inklusif itu.

Bersama ibu DR. Itje Chodidjah, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia
untuk UNESCO


Dan menariknya menurut DR. Itje Chodidjah, Ketua Harian Komisis Nasional Indonesia untuk UNESCO mengatakan bahwa platform Merdeka Belajar mulai dari episode 1-26 milik Indonesia sesuai dan sejalan dengan 5 Thematic Action Tracks yang digagas oleh UNESCO. Oia,5 Thematic Action Track sendiri adalah panduan yang dibuat oleh UNESCO dalam bidang pendidikan terutama untuk SDGs tujuan 4, Pendidikan berkualitas.

Action Track 1: Inclusive, equitable, safe and healthy schools

Action Track 2: Learning and skills for life, work and sustainable development

Action Track 3: Teachers, teaching and the teaching profession

Action Track 4: Digital learning and transformation

Action Track 5: Financing of education

Lalu bagaimana agar perjalanan panjang Merdeka Belajar ini berjalan on the track? Dibutuhkan kolaborasi dan dukungan semua pihak. Inilah saatnya kita para orang tua bekerjasama dengan pihak sekolah, Masyarakat dan pemerintah untuk mewujudkan Pendidikan berkualitas bagi anak-anak kita. Tak hanya negara kita tetapi juga masyarakat dunia.

Saya berharap Merdeka Belajar ini berlanjut. Mungkin ada banyak perbaikan dalam perjalanan ke depan. Dan kita semua wajib mengawalnya demi anak-anak kita. Demi pendidikan berkualitas, terjangkau dan untuk seluruh anak-anak kita. Kita mulai dari lingkup terdekat yakni keluarga. Terima kasih kepada Sidina Community yang turut andil dalam menyebarluaskan spirit pentingnya pendidikan dalam keluarga. Anak-anak kita harus benar dulu dasarnya dari keluarga. Kita sebagai orang tua punya andil agar sebuah program bagus bisa berjalan lancar. 

 

 

 

19 komentar

  1. Setuju jika kita semua wajib mengawal program Merdeka Belajar demi anak-anak kita. Semoga akan terus berlanjut. Meski perlu banyak perbaikan dalam perjalanan ke depan tapi tetap optimis demi perbaikan pendidikan di negeri ini

    BalasHapus
  2. Anak-anak saya gak merasakan kurikulum merdeka belajar karena udah lulus. Tapi, lagi rame banget ya bahasan ini. Semoga aja terus ada perbaikan di dunia pendidikan Indonesia. Karena kayaknya masih mengkhawatirkan

    BalasHapus
  3. Sebenarnya konsep merdeka belajar ini bagus, jadi pendidikan berakar dari kemampuan dasar masyarakat itu sendiri yang terus dikembangkan sesuai tuntutan zaman atau istilahnya open education yang lebih fleksibel, tapi harus diakui dunia pendidikan masih banyak kesenjangan sehingga memandang kurikulum ini dengan cara yang berbeda dan selalu diperbandingkan dengan pendidikan masa lalu. Semoga kedepannya pendidikan Indonesia akan bertambah baik, tentunya didukung oleh kerjasama yang baik antara pihak terkait terutama pihak sekolah dan orangtua.

    BalasHapus
  4. Ini gue banget, setuju pakai bingit!

    "... sebagai seorang ibu dan juga pegiat pengasuhan saya menyadari bahwa pendidikan itu sebuah perjalanan panjang. Prosesnya butuh waktu, programnya harus berdasarkan riset mendalam bukan asal jalan dan evaluasi harus terus dilakukan sepanjang hayat!"

    Iyes, belajar dan evaluasi sepanjang hayat!

    Btw,
    Aku baru aja lulus batch 16 Pelatihan Ibu Penggerak Sidina Community lho.
    Agak terlambat juga sih. Hihihi.

    Anyway,
    Terberkati banget bisa menjadi bagian program Merdeka Belajar babang Nadiem ini!
    Ga sabar euy pengen ikut ToT Fasilitator.
    Semoga lulus oleh para kurator!

    BalasHapus
  5. aku tuh berharapnya nih mba, ketika ada pertukaran menteri kurikulum anak-anak tidak berubah lagi, kasian aku sama anak-anak yang berubah terus kurikulumnya dan harus mengikuti semua dari awal

    BalasHapus
  6. Mendidik anak gak bisa cuma dilakukan satu orang ya Mak Irul bener banget. Semua harus bahu membahu di mana pun.
    Alhamdulillah mak Irul berkesembatan ikutan Gateway Study Visit 2024 jadi bisa menambah ilmu dan bebragi di postingan blog nih

    BalasHapus
  7. Merdeka belajar ini bagus, tapi terkadang penerapannya ada campur tangan oknum yang bikin ribet. Misalnya di tingkat sekolah dasar ada yang namanya P5 masak masak gitu ya. Nah ini menjadi berat saat ada ortu yang menetapkan harus iuran sekian. Kan kita tahu gak semua anak berasal dari keluarga mampu. Mungkin kalau di tingkat sekolah yang lebih tinggi ga seribet di SD program program merdeka belajar ini.

    BalasHapus
  8. Aku setuju banget dengan ini, Mak: Anak-anak kita harus benar dulu dasarnya dari keluarga. Baru kemarin aku ngobrol sama temen-temen, kenapa penting banget seorang ibu yang berwawasan karena pendidikan pondasi anak itu dari rumah agar kokoh di luar sana

    BalasHapus
  9. Setuju dengan pendapat ini, dasar atau pondasi pendidikan yg utama adalah dari rumah, terutama peran ibu sangat penting untuk pendidikan akhlak dan lainnya.
    Anak2 saya tidak berkesempatan mengalami program Merdeka Belajar, karena sekarang sudah kuliah. Semoga dengan program ini pendidikan di Indonesia makin maju, mencetak generasi2 penerus bangsa yg berprestasi.

    BalasHapus
  10. keren pisan acaranya. bisa melihat dan mendengarkan langsung pidatonya pak nadiem. sehat selalu bun..

    BalasHapus
  11. Kurikulumnya bagus semoga bisa terus diimplementasikan ke anak-anak sekolah, jangan karena menteri ganti terus ganti kurikulum lagi huhu

    BalasHapus
  12. Semoga merdeka belajar ini makin bagus kedepannya ya. Karena miris juga melihat tayangan di medsos siswa sekolah tidak tahu kepanjangan OSIS, masih ada yang belum pandai membaca huhu

    BalasHapus
  13. Semoga Pendidikan di Indonesia makin baik, itu harapan kita semua. Selain itu, dengan adanya merdeka belajar membuat semuanya aktif untuk belajar.

    Dan terpenting semoga gak ada perubahan kurikulum yg harus ganti tiap 5 thn sekali kalau ganti menteri.

    BalasHapus
  14. Untuk mewujudkan pendidikan berkualitas bagi anak-anak kita memang dibutuhkan kolaborasi dan dukungan semua pihak. Inilah saatnya kita para orang tua bekerjasama dengan pihak sekolah, masyarakat dan pemerintah untuk mewujudkannya.

    BalasHapus
  15. Ah senangnya bisa datang ke acara sekece ini
    Setuju mbak, kesuksesan pendidikan butuh peran dari semua pihak
    Termasuk orang tua

    BalasHapus
  16. Semoga penerapan teknologi dalam bidang pendidikan, semakin maksimal di semua sekolah. Karena pada kenyataannya tetap ada plus dan minusnya, ya. Bisa jadi karena kurangnya kesiapan SDM baik guru dan siswa. Termasuk keterlibatan orang tua dalam pendampingan anak di rumah.

    BalasHapus
  17. Merdeka belajar means tiap anak merdeka belajar sesuai kebutuhan dan passionnya, gitu kan harusnya?

    BalasHapus
  18. Merdeka belajar ini progra yang sedang berjalan ya..semoga diteruskan ya diperiode selanjutnta bagus kurukulumnya

    BalasHapus
  19. Semoga dengan sistem yang ditetapkan saat ini bisa memfasilitasi keingintahuan anak akan ilmu yang merupakan bekal untuk masa depan. Bisa jadi untuk menggapai impiannya dan karirnya. Barakallahu fiik~

    BalasHapus

Terima kasih untuk kunjungannya. Semoga bermanfaat. Harap meninggalkan komentar yang positif ya. Kata-kata yang baik menjadi ladang sedekah untuk kita semua.