Selasa, 16 Juli 2024 lalu saya dan
beberapa fasilitator Ibu penggerak Sidina Community menghadiri Diseminasi Bunga Rampai membangun Inklusivitas Dan kesetaraan Gender Dalam Dunia Pendidikan.
Lokakarya sendiri berlangsung di BBGP Jawa Tengah tepatnya di kota Solo. Kami
menghadiri acara tersebut mewakili komunitas Sidina Coomunity. Dimana yang
hadir adalah para pengawas, guru, orangtua dan juga komunitas pendidikan.
Seluruh peserta yang hadir mendapat
buku saku Bunga rampai Membangun Inklusivitas Dan Kesetaraan Gender. Buku ini
sendiri merupakan Kumpulan catatan ringan namun ilmiah dan komprehensif dan
mudah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Apa sih Inklusivitas itu?
Inklusivitas sendiri adalah Upaya untuk merangkul semua individu. Dalam dunia Pendidikan
inklusivitas adalah merangkul keberagaman individu dalam mengakses Pendidikan.
Inklusivitas menjadi cermin Masyarakat yang menghargai dan menerima perbedaan
serta keberagaman.
Ada beberapa masalah dalam menerapkan inklusivitas dalam Masyarakat kita.
Pertama: diskriminasi
Kedua; kurangnya aksesibilitas
Ketiga; kekerasan terhadap kelompok
minoritas
Keempat; stigma terhadap penyandang
disabilitas.
Bagaimana kita biisa membangun
lingkungan yang inklusiv?
Lingkungan inklusiv sendiri terdiri
dari dua bagian. Yakni lingkungan fisik: Dimana lingkungan yang mendukung aktivitas
warga termasuk kemudahan akses fisik bagi penyandang disabilitas.
Lingkungan nonfisik: yakni lingkungan
kondusif bagi semua warga. Terutama dalam sikap menerima dan menghargai
perbedaaan. Seperti: sikap menerima keberadaannya, mengakui keberadaannya,
memberi peluang dan kesempatan untuk belajar dan bekerja.
Saya mau sedikit meng-highlight pada
bagian “Peran Keluarga”. Dimana keluarga punya peranan penting sebagai embrio
bagi setiap individu menghargai keberagaman di lingkungannya. Pendidikan dalam
keluarga yang menghargai keberagaman menjadi fondasi dasar bagi anak untuk
menghargai keberagaman di luar sana.
Ragam Individu Berkebutuhan Khusus
Ada beberapa ragam individu
berkebutuhan khusus yang harus kita akui keberadaan mereka dalam kehidupan
bermasyarakat kita.
Individu Berkebutuhan Khusus, adalah
individu yang berada di luar rerata pada umumnya. Baik dari segi fisik, sosial,
dan emsoi sehingga memerlukan layanan pendidikan khusus.
Penyandang Disabilitas, sesuai dengan
UU no.6 2016, dinyatakan sebagai individu yang mengalami keterbatasan fisik,
intelektual, mental, dan atau sensori dalam waktu yang lama.
Berikut ragam individu berkebutuhan
khusus termasuk disabilitas ada 12 jenis, yakni:
1.Hambatan penglihatan/disabilitas netra
2. Hambatan pendengaran/ tuli
3. Hambatan intelektual/disabilitas intelektual
4.Hambatan fisik dan motoric/ disabilitas daksa
5. Hambatan majemuk/disabilitas ganda
6. Autism
7. Lamban belajar/ slow learner
8. keluarga rentan (ekonomi, bencana, geografis, dan konflik),
9. cerdas Istimewa dan bakat Istimewa
10. gangguan emosi dan tingkah laku/ GETL/ Disabilitas sosial
11. Kesulitan belajar spesifik
12. Gangguan pemusatan Perhatian dan hiperaktivitas/ ADHD
Untuk masing-masing jenis
penjelasannya nanti teman-teman bisa cari file:///C:/Users/siti%20didy/Downloads/Buku-Saku-Orang-Tua-Membangun-Lingkungan-Inklusiv_compressed%20(1).pdf
Kesetaraan Gender (Gender Equity)
Inklusivitas sendiri ta hanya
berkaitan dengan penyandang disabilitas saja tetapi juga berkaitan dengan aspek
lainnya seperti: suku, ras, agama, gender dan keberagaman lain. Nah salah satu
implementasi Pendidikan yang inklusiv adalah responsive gender.
Kita kenalan dulu bedanya antara
jenis kelamin dan gender yuk,
Jenis kelamin: bersifat alamiah,
bersifat fisik dan merujuk pada fungsi alat reproduksi, Bersifat tetap
Gender: bersifat rekayasa
sosial-budaya, bersifat psikis dan dan terpola dalam perilaku, peran dan juga
tanggung jawab
Bersifat tidak tetap dan dinamis.
Kesetaraan gender adalah keseimbangan
peran dan fungsi antara laki-laki dan Perempuan dalam hal memperoleh kesempatan
dan memanfaatkan hak sebagai manusia agar keduanya berperan dan berpartisipasi
lebih optimal.
Lingkungan inklusif yang memahami
kesetaraan gender di sini adalah kesetaraan dalam akses pendidikan. Kesetaraan
dalam mengakses Pendidikan ini berlaku bagi laki-laki dan Perempuan.
Terima kasih kepada Sidina Community
untuk kesempatannya kemarin. Banyak insight baru yang bagus banget untuk
dibagikan kepada para orangtua lain. Semoga Pendidikan yang inklusif bisa
menyebar ke seluruh Indonesia ya. Aamiin.
Menarik ya ada Bunga rampai Membangun Inklusivitas Dan Kesetaraan Gender. Isu inklusivitas ini penting banget supaya anak2 kita bisa belajar dengan nyaman ... salah satu anak saya slow learner .... butuh banget dirangkul dalam lingkungan yang inklusif.
BalasHapuspingin punya juga buku bunga rampainya. kira-kira diperjualbelikan di mana ? harganya berapa?
BalasHapusBanyak ilmu pengetahuan dan wawasan soal inklusivitas dan kesetaran gender yang diperoleh dari kegiatan yang diselenggarakan Sidina Community :) Pendidikan bagi perempuan tentu tak boleh dibatasi hanya karena jenis kelamin dan kodatnya Unsur pendukung dari keluarga dan sekitarnya juga berpengaruh.
BalasHapusWah, keren acara dan bukunya. Aamiin , semoga inklusivitas dalam dunia pendidikan dengan merangkul keberagaman individu dalam mengakses pendidikan bisa dijalankan di seluruh Indonesia.
BalasHapusbaru tahu nih saya antara jenis kelamin dan gender itu berbeda artinya. jadi jenis kelamin itu mengacu pada fisik ya dan gender lebih ke peran dan tanggung jawab seseorang
BalasHapusAku baru tahu lho mbak kalau slow learner itu termasuk kategori berkebutuhan khusus. Meskipun aku bukan guru di sekolah formal, sepertinya perlu tahu dan belajar tentang inklusivitas ini dan menerapkannya di tempat aku mengajar.
BalasHapusSetara dalam akses pendidikan di mana siapa saja bisa meraih pendidikan terbaik menurut versinya. Bahasan dan bukunya menarik ini 👍
BalasHapusKarena penasaran aku langsung cek linknya, tapi belum bisa ini sepertinya ya mak. LIhat dari pembahasan mak Irul ini bagus banget dan aku pengin baca. Semoga nanti sudah bisa dibuka ya mak.
BalasHapusMasih ada aja ya diskriminasi di masyarakat. BAgus juga ya bukunya bahas tentang bagaimana membangun lingkungan yang inklusiv. Cocok banget sama backgroud mak Irul
BalasHapusInklusivitas & kesetaraan gender ini memang perlu di gaungkan secara lebih serius lagi. Supaya memperoleh penerimaan yang merata, sehingga semua mendapatkan hak yang sama. Apalagi di dunia pendidikan sangat penting banget.
BalasHapusWow, buku yang menarik nih. Tentang lingkungan inklusiv memang penting banget ya. Baik lingkungan fisik maupin non fisik, karena kita hidup berdampingaj bersama.
BalasHapusSemoga makin banyak sekolah inklusi di negara kita ini ya mbak. Ada anak teman saya yang berkebutuhan khusus, dan susah sekali mencari sekolah negeri yang mau menerimanya jadi siswa
BalasHapusKapan ya Surabaya?
BalasHapusJadi mau baca bukunya
Dapat di mana ya itu mbak?
Info by WA ya
Soalnya pengen tahu lebih dalam lagi
Hai mba. Kegiatan seperti ini penting sekali makin banyak yang memahami tentang kesetaraan gender. Dan membaca tulisan ini, nambah lagi wawasan kosa kata serta pengertiannya :) Sukses selalu Mak Irul
BalasHapus