scene ngobrol di rooftop ini harus diperhatikan. Mengharu biru |
Assalamu’alaikum semua. Lama ga
muncul di blog ini. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan ya teman-teman.
Semoga Ramadan ini kita bisa mengisinya dengan banyak kebaikan. Meskipun kerjaan
susul menyusul semoga kita tetap bisa meluangkan waktu yang setahun sekali dan
mengisinya dengan banyak amal shalih. Aamiin.
Kali ini saya mau berbagi review
pengasuhan dari film Ilo-Ilo. Ada yang pernah nonton belum nih? Ini film
produksi Singapura di tahun 2013 dan meraih beberapa penghargaan film.
Sejujurnya saya hampir ga pernah menonton film Singapura. Hiburan Singapura yang
saya tonton cuma stand up comedy-nya Kumar. Iya cuma dia doang yang saya tahu
selebritisnya Singapur. Makanya saat nonton Ilo-Ilo saya kaget juga ternyata
perfilman Singapura sebenarnya bagus.
Film ini bercerita tentang keluarga
kelas menengah di Singapura. Seorang ayah yang terkena PHK, seorang istri wanita
karier yang sedang hamil dan putranya yang sedang masa-masanya mencari
perhatian orang-orang di sekitarnya. Dan sebagai tokoh utamanya adalah Teresa,
seorang pekerja migran asal Filipina. Tadinya ta kira maid-nya ini asal Indonesia. Karena modelannya itu kayak mbak-mbak asal Pantura begitu. Maaf. Ternyata
she is from Philippines Acting mereka benar-benar alamiah. Sebagai masyarakat sub
urban di Singapura. Bahkan dialog-dialog Singlish yang bikin 'cengo dan hah-heh-hoh' sering banget muncul. Maklum nontonnya ga peka subtitle Indonesia. Nggaya.
Buat orang yang pengen pindah ke
Singapura sebaiknya dipikirkan lagi. Memang sih Singapura itu seru kalau buat
weekend gateaway tapi buat tempat tinggal, thanks, but sorry no thanks. Hahaha.
Apa serunya tinggal di negara yang dikelilingi satu hari selesai. Mending melipir ke Melaka, elah. https://www.catatansiemak.com/2020/02/berkunjung-sehari-ke-melaka-bisa-kemana-saja.html
Tinggal di apartemen yang lebih mirip
rumah susun tentu saja keluarga ini mewakili kelas menengah Singapore. Film yang diperankan oleh actor aktris tiga Negara
ini (Singapore, Malaysia dan Filipina) serta actor cilik yang memerankan Jiale.
Film Ilo Ilo (Hanzi: 爸媽不在家;
artinya: "Ibu dan Ayah Bukanlah Rumah, ini menceritakan tentang Jiale,
seorang anak usia sekolah dasar yang suka banget membuat onar. Karena ibunya
hendak melahirkan mereka kemudian memutuskan untuk mengambil seorang asisten
rumah tangga asal Filipina.
Tentu saja Jiale ga suka banget
dengan asisten RT keluarganya ini. Setiap dijemput Jiale pasti kabur duluan. Sampai
akhirnya si pembantu ini menjemput langsung di depan kelasnya. Kocak. Akhirnya si
Jiale jadi bulan-bulanan teman sekelasnya gara-gara dianggap sok special karena
dijemput sampai depan kelas.
System pengasuhan keluarga Singapura
itu bias dibilang tradisional Chinese tetapi dengan gaya Singapura yang sangat
terbuka dengan bangsa lain. Bahasa yang digunakan pun campur-campur. Mulai Singlish
(Singapore-English), Tagalog dan bahasa Mandarin. Udah gitu ga ada sub title
bahasa Indonesia. Hahaha. Tapi film ini bagus buat yang belajar bahasa Inggris
karena kosa katanya itu relate dengan kehidupan sehari-hari.
Dimulailah hari-hari Terry alias
Teresa menghadapi kenakalan Jiale. Sampai akhirnya Terry bisa menggaet hati
Jiale dan jadi sohib. Perjalanan hubungan dua orang beda usia dan beda bangsa
ini bagus banget diulik sisi pengasuhannya. Sisi keibuan Terry yang
meninggalkan bayinya di Filipina sana dengan Jiale yang sebenernya butuh kasih
sayang dari ayah dan ibunya ditampilkan apik dan mengharukan di beberapa scene.
Seperti saat terry menjemput Jiale pulang sekolah dan mereka berdua berbagi
earphones untuk mendengarkan lagu balad berbahasa Tagalog. Huhuhu. Manis banget. Atau saat mereka berdua ngobrol di rooftop. Ini kayaknya adegan seperti ini harus banyak dilakukan oleh orangtua dengan anaknya. Oia itulah kenapa film ini diberi judul Ilo-Ilo. Ternyata Ilo-Ilo itu adalah bahasa Tagalog merujuk pada suatu daerah di Filipina sana.
Saya juga dapat memahami perasaan
ibunda Jiale yang merasa Terry terlalu mendapat perhatian dari Jiale ketimbang
dirinya sebagai ibunya Jiale. Ini semacam perasaan mellow para ibu saat bekerja
dan meninggalkan anak-anaknya di rumah bersama asisten rumah tangga dan
kemudian anak-anaknya lebih dekat dengan si asisten. Ini kan agak ‘menyentil’
sisi sentimentil seorang ibu. Mau di rumah tapi harus bekerja jika menangani
anak sendiri ga ada tenaga. Udahlah, tambah berasa paling sengsara di dunia. I stand for you mom. You deserve better for yourself. Big hug for all mom whole the world. Puk-puk untuk diri sendiri. Menulis artikel ini sambil sayup-sayup terdengar playlist spotify keputer 'Inner Child-nya V, huhuhu tambah mellow.
Scene paling menyayat hati adalah
saat Terry akhirnya pulang ke negaranya karena kontraknya tidak diperpanjang.
Jiale begitu sedih. Kehilangan seorang ‘sahabat’ yang menemanimu di banyak
kesempatan tentu saja bikin patah hati. Film bagus yang menunjukkan sisi
pengasuhan diantara orangtua dan asisten rumah tangga ini tentu saja masuk
listing film bertema parenting yang saya rekomendasikan untuk ditonton.
Aku pernah tinggal 6 bulan di Singapura untuk job training pas kuliah, tapi tinggalnya di landed house jadi masih berasa rumah lah, ga sumpek dan merasa seuprit seperti negaranya. Jadi penasaran nonton Ilo-ilo...biar jadi tombo kangen sama kehidupan Singapore
BalasHapusaku baru tau mba film Ilo Ilo ini, dari review mba sih keliatannya memang menginspirasi ya alur ceritanya, thanks for sharing mba!
BalasHapusDuh pernah juga ngalami perasaan kayak ibu Jiale, saat anak-anak lebih nurut sama mbak ART dibanding sama saya.
BalasHapusEmang ya katanya hidup di Singapura itu emang keras, tapi kalau buat piknik sehari aja masih menyenangkan
Bisa nih dimasukkan ke list untuk ditonton. Baca reviewnya ini keknya bakal mewek ya, mak. Huhu.. Film tentang parenting gini suka menyentil diri dan apa ya jujur bikin baper. Tapi, selalu ada sisi positif yang bisa diambil dan diterapkan.
BalasHapusFilm nya begitu real life, kejadian yg bahkan jg banyak terjadi di masyarakat Indonesia. Dan klo dari review ini tampaknya film ini pun sarat pesan bermakna
BalasHapusSingapura, negara impian, salah satu negara yang njomplang sama negara dewe tapi masih deket jadi gak terlalu bikin rindu kampung halaman #eh.
BalasHapus"Mbak2 Pantura" wkwk :P
Tapi emang sih masih sesama Asia tenggara jadi mirip2 yaaa. Tadinya kupikir juga film Indonesia.
Btw itu kalau mbaknya pulang ke negara asalnya apakah endingnya sedih gtu?
Mak Irul, kayaknya tontonan ringan ini bisa jadi pilihan aku nonton bersama keluarga. Seru juga nonton film tentang keluarga ini. Makasih reviewnya. Hehhee Singaoura bener ya negeri yang bisa dikunjungi dalam sehari
BalasHapusMbak aku liat trailernya aja suka loh, bagus ya kisahnya jd pengen nonton secara full, coba share donk link tempat nontonnya. Apa di netflix?
BalasHapusmenarik! sekaligus melihat lebih dekat kehidupan di Singapore dengan multikultur.
BalasHapustentang anak lebih dekat dengan ART pernah lihat iklan layanan masyarakat mengenai ini. Rasanya malu sebagai orang tua tapi kadang ada hal yang ga bisa ditinggal sehingga anak dititip ke orang lain.
Aku tuh pengin banget tinggal di Singapore, karena sempat ikut pak suami yang sedang berdinas ke Singapore selama sebulan waktu itu. Memang kalau ngobrolin biaya hidup pastilah mahal, tapi aku merasakan sebulan disana enak banget. Ini pengin sekali nonton Ilo Ilo biar lebih tau lagi tentang parentingnya.
BalasHapusSebagai mantan maid di Singapura saya merasakan benar bagaimana kehidupan dan pola pengasuhan di Singapura. Apalagi untuk keluarga menengah ke bawah di sana.
BalasHapusDulu maid Philippines memang sederhana, maid asal Indonesia yg malah seperti artis dangdut. Dulu belum boleh (belum umum) pakai busana muslim untuk maid Indonesia. Sekarang sih udah diperbolehkan. Jadi lebih cenderung maid Indonesia sekarang mirip warga lokal keturunan Melayu. Meski tetap terlihat lebih stylish. Hehehe...
Baru tahu nih ada Film Singapore sebagus itu. Ilo-Ilo, meskipun dari Singapore tapi bahasanya merujuk ke Tagalog.
BalasHapusPerjuangan seorang ibu memang luar biasa. Ya, begitu. Di rumah ada anak yg harus diperhatikan, tapi harus kerja. Belum lagi suamo kena PHK. Anak sama asisten dia jadi deket sama asistennya.
Menyakitkan memang. 😢
Wah, film parenting
BalasHapusBisa jadi insight juga nih
Penasaran bagaiman film singapura
Aku belum pernah nonton film singapura
Aku baru dengar film Ilo-Ilo ini. Nanti coba cari deh. Btw, Singapura memang cukup menarik buat liburan, tapi tempat untuk tinggal, kayanya terlalu mahal buatku
BalasHapusaku malah penasaran sama modelannya mbak-mbak pantura. hahaha. jadi pingin nyari yang ada sub tittle indonya. xixixi
BalasHapusaku malah penasaran sama modelannya mbak-mbak pantura. hahaha. jadi pingin nyari yang ada sub tittle indonya. xixixi
BalasHapusOrang Filipina emang mirip banget sama orang Indonesia hehe. Dari film ini jadi belajar parenting ala Singapura ya.
BalasHapusNonton trailernya yang disematkan kak Irul berasa banget sedihnya ya...
BalasHapusMemang krisis dalam rumah tangga ini selalu tak terkira (gak bisa diprediksi datangnya). Jadi semoga setiap anggota keluarga bisa saling melengkapi, menguatkan dan memberikan kepercayaan.
Rasanya klise, tapi komunikasi tanpa emosi ini penting ya..
Kerasa pas dialog sang Ibu dengan suaminya yang pakai nada tinggi. Karena di keluarga kami pun, kek gini, hehehe.. BUkan karena marah. Tapi karena tone suara orang Surabaya nih bener-bener can't control kalo lagi diskusi.
aku belum sempet nonton nih mak Irul tapi sepertinya banyak pesan baik dan contoh parenting bisa menjadi referensi kita semua yaa. Apalagi dengan latar belakang konflik dan masalah dalam keluarga, yang kerap membuat kita harus mampu mengelola emosi
BalasHapusjadi kepengen nonton juga nih Film Ilo Ilo, kalau tentang parenting mah favorit aku banget nih, macam film mother,dll. Hati membasah rasanya abis nonton film yang bertema parenting sad, dan sarat nasehat
BalasHapusi lo=ilo menarik untuk dinonton neh, benar-benar berasa kosah nyata yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari
BalasHapusAku baru tau ada film ini pas baca blog mbak hehehe. Ternyata film SIngapore ya. Coba deh nanti aku luangkan nonton. Sepertinya menarik hehe.
BalasHapusPernah ke s'pore 2 malam tok pas beranak 1 dan paksu,dan memang,kayanya biaya hidup disana bener2 cukup mahal ya. Boleh nih,jd savelist nonton ah. Thx sharingnya :)
BalasHapus