Sudah selama tiga hari ini saya
mengikuti pelatihan Ibu Penggerak yang digagas oleh kemdikbudristek bersama
Sidina Community. Ayulah gabung ke Sidina ya para ibu. Pelatihannya berlangsung secara online dari tanggal 20-24
Juni via zoom. Dengan materi yang keren semua. Saya tertarik banget dengan
sosialisasi Kurikulum Merdeka Belajar ini karena memang sesuai dan sejalan
sebenarnya dengan visi misi keluarga kami. Sebagai keluarga pesekolah mandiri
tentu saja sistem belajar kami dan kurikulum anak-anak sangat flesibel dan
disesuaikan dengan kebutuhan anak. Dan yang pasti pentingnya peran keluarga
dalam kurikulum merdeka belajar itu sangat sejalan dengan prinsip pendidikan
dalam islam. Dimana keluarga mempunyai peran penting dalam pendidikan
anak-anak.
Untuk hari pertama sharing tentang
Model Pembelajar Pancasila dan hari kedua tentang Kurikulum Merdeka. Saya
sendiri sudah dari 6 bulan lalu berburu materi Kurikulum Merdeka ini. Dan buat
teman-teman pesekolah rumah mandiri bisa nih mendownload buku-buku pengantar
pendidikan langsung di website ini ya.
Nah untuk hari ke-3 materinya adalah Assesment Nasional dan Literasi Numerasi yang dibagikan oleh mbak Novi dari Jogja. Honestly, saya sendiri rendah banget pemahamannya tentang numerasi ini. Meskipun untuk literasi juga ga bagus-bagus amatlah. Tetapi tingkat membaca di rumah kami dan juga etika penggunaan perangkat digital keluarga kami bisa dibilang memadai. Maklum ya, emaknya blogger, content writer dan kontributor media. Anak-anak di rumah saya tekankan pentingnya memanfaatkan literasi termasuk di dunia digital dengan hati-hati. Bisa mampir nih ke artikel saya yang ini
https://www.catatansiemak.com/2021/02/panduan-membuat-catatan-tumbuh-kembang-anak-di-blog.html
dan
https://www.catatansiemak.com/2020/02/home-education-berbasis-sirah-nabawiyyah.html
Apa sih Literasi itu?
Apa itu Numerasi
Untuk pehamanan numerasi selama ini
saya menekankan pentingnya anak-anak menggunakan sains untuk hal-hal
bermanfaat. Dan juga penekanan logika matematika dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya
nih pengenalan air pada anak-anak SD kelas satu. Sekaligus saya kenalkan
tentang cara thaharah (bersuci dalam islam) termasuk: wudhu, mandi dan memotong
kuku. Dan yang penting lagi adalah bagaimana untuk numerasinya. Saya mengajak
anak-anak menghitung harga air kemasan dengan air zam-zam, misalnya. Harus diakui
level kognitif yang lebih tinggi mampu membuat keputusan yang lebih kompleks. Untuk
contohnya bisa baca penjelasan di gambar ya.
Sebenarnya itulah pentingnya sains
dalam kehidupan dan juga menjadi problem solving dalam permasalahan manusia.
Misalnya gini ya, daripada menyuruh anak kelas satu SD menghitung tinggi kolam
ikan di sebelah rumah kenapa kita tidak mengukur tinggi badan anak dan kemudian
membandingkan dengan tongkat yang kita celupkan ke kolam. Sehingga bisa
diketahui jika anak-anak-anak masuk ke kolam, lebih tinggi mana nih air kolam
atau dirinya. Ini penting, agar anak tahu bahwa jika ia nyemplung ke kolam dia
bisa tenggelam atau tidak. Ini tidak berlaku jika anak bisa berenang, misalnya.
Ini penting untuk mengajari anak-anak SD kelas satu. Itulah memang penting
banget anak-anak belajar secara langsung dan mendahulukan hal-hal esensial
dalam materi pelajaran.
Apa yang bisa ibu lakukan untuk
mengasah skill Literasi dan Numerasi anak di rumah?
Literasi
1. Terlibat aktif dengan memancing anak untuk memahami dan menuliskan apa yang dipahami lewat aktifitas yang relevan dengan apa yang dia suka/sedang dilakukan anak.
2. Saat anak punya minat akan sesuatu gunakan literasi untuk mencari info tentang hal tersebut. Ex: anak suka binatang laut, ajak anak membaca buku atau artikel tentang binatang laut. Lalu ajak anak menceritakan kembali tentang isi buku dan tanyakan pendapat anak. Biasanya anak memiliki pendapat lain menurut pemahaman dunia anak.
3. Bentuk lingkungan belajar yang positif di rumah. Ex: memberi pilihan dan memberi anak kepercayaan untuk membuat keputusan tentang cara belajarnya (topik, cara yang dipilih, dll). Untuk anak-anak pesekolah rumah ini biasanya lebih fleksibel. Untuk anak-anak di sekolah formal mungkin bisa disesuaikan dengan kurikulum sekolah.
Numerasi
1. Ajak anak secara
aktif dengan memancing anak untuk menggunakan logika, merencanakan dalam
aktivitas sehari-hari. Ex: ajak anak membuat kue bersama, membuat list
belanjaan, melihat harga di supermarket, memperkirakan jumlah uang yang harus
dibawa, menghitung kembalian, dll.
2. Terlibat aktif
dengan mengajak anak mengobrol dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya:
menghitung berapa bulan lagi kita sampai pada bulan Ramadhan. Berapa bulan lagi
kita ganti tahun, berapa hari lagi hari ulang tahunmu?, atau menghitung luas
rumah, menghitung luas mushola tempat ia biasa melakukan salat jama’ah, atau
membantu menghitung ubin masjid dan mengkoversikannya jika diganti dengan
karpet, dll.
Nah itu sedikit sharing tentang pentingnya literasi dan numerasi dan juga
penerapannya dalam pembelajaran ke anak di rumah kita. Selamat bersenang-senang
ya emak dan anak-anak. Ntar kalau rajin saya mau berbagi tentang Kurikulum Merdeka ya ibu-ibu. Ditunggu ya. Sementara ini tulisan tentang kurkulum merdeka saya tulis dalam bentuk paper kuliah. Hahaha. Belum sempet mindahin ke artikel di blog.
Asyiknya ya bisa saling belajar dalam satu komunitas. Moga makin cerdas dan sukses selalu buat anak2.
BalasHapusNumerisasi ini dekat dengan kita ya mbak, apalagi setelah baca ini jadi melek aja gitu. Ternyata banyak cara untuk belajar banyak hal, aku jadi inget Aqla akhir ini tanya ualang tahun. Cuma nggak kepikiran aja anak suruh ngitung berapa bulan lagi, berapa hari lagi. Siap dipraktekin ^^. Makasih ya mbak...
BalasHapusWah dapet insight baru setelah baca tulisan ini, mak.
BalasHapusTerutama gimana caranya belajar literasi dan numerasi dengan banyak hal.
Nggak kepikiran kalau hal sesimpel mengukur kedalaman kolam dengan kayu bisa jadi sarana belajar numerasi juga.
Eniwe, kalau mau gabung di komunitas Sidina gimana, mak?
Cara yang cukup menarik dan menyenangkan untuk meningkatkan kecakapan literasi dan numerasi di rumah
BalasHapusHebat nih mamanya ajarkan membaca anak2 sejak kecil. Salut banget. Salam kenal yaa
BalasHapusSalut sama Mamak ini, banyak cara untuk belajar dan mengajarkan anak2 di rumah dengan cara-cara di atas. Makasih sharingnya tentang pentingnya literasi dan numerasi dan juga penerapannya dalam pembelajaran ke anak di rumah.
BalasHapusSenengn banget ituu lihat ketawa giginya ompong hahaaa.Lucuuk..
Semuanya berawal dari rumah, ya Mba. Mengajarkan anak adalah kewajiban orang tua, terutama ibu yang paling seeing berinteraksi dengan anak. Ikut pelatihan ibu penggerak bagus juga, seneng deh jadi nambah ilmu baru
BalasHapusLiterasi dan mumerasi. Dua konsep yang hingga saat ini masih berusaha saya pahami Mbak. Kayaknya gak bakal selesai belajarnya saya detik terakhir di kehidupan saya. Nah soal mengajarkan anak-anak dua konsep sains ini, dirimu hebat banget Mbak. Inshaa Allah anak-anak kelak memahami dengan sebaik-baiknya ya dan berguna dalam kehidupan mereka
BalasHapusMengajak anak terampil numerasi sebetulnya udah bisa dilakukan sejak mereka lahir ya mbak. Tinggal idenya disesuaikan dengan usia mereka. Dulu pas baru punya anak pertama, ide aktivitas belajar numerasi itu ga gitu banjir dalam diri saya. Mungkin karena saat itu saya sendiri belum "pinter", kurang belajar dan info. Pas anak kedua baru kebuka pikiran dan akhirnya mulai dipraktekin, barengan sama kakaknya yang saat itu mulai TK.
BalasHapusAku tertarik buat join komunitas Sidina ini mbaaa
BalasHapusApalagi ada kurikulum.Merdeka yg mana butuh kolaborasi intens dgn ortu juga ya kan
Pengin belajar lebih banyaakkj
Nah ditunggu ya Mak artikel bermanfaat lainnya. Saya sempat ingin ikut gabung Ibu Penggerak ini tapi mengingat kondisi saya gadget saja ini sudah rusak parah, daripada mogok di jalan lebih baik gak ikutan aja.
BalasHapusWahh...ternyata bawa anak utk belanja bisa jd ajang untuk mereka belajar ya. Buat list belanjaan sampai memperhitungkan uangnya. Makasih infonya mak
BalasHapusOke, bisa dipraktikkan di rumah ini. Pakai logika sederhana, bukan yang ribet gitu ya karena masih anak-anak. Lha orang dewasa aja sering malas itung-itungan
BalasHapusSeru juga mba bahasan tentang literasi & numerasi ini. Anakku baru mau masuk PAUD B bulan depan, insyaAllah. Aku jadi penasaran dengan kurikulum merdeka belajar ini & jadi ingin belajar juga deh
BalasHapusWaah seruu banget dan menyenangjan yaa...itu cita cita saya sejak anak2 kecil mak, dulu anak2 sejak kecil belajar di montessory dimana banyak practical life.
BalasHapusPas SD agak krg sreg dg kurikulumnya mau beralih ke Home schooling tp takut saya tdk konsisten akirnya pindah sekolah yg byk aktifitas proyek2. Didukung dengan kami suka traveling mandiri dg tujuan anak belajar banyak hal dr traveling mandiri mulai dr kami google tmp baru, beradaptasi dg cuaca, medan, makanan dkk. Semoga kurikulum merdeka bener2 mengasikkan ya
(Gusti yeni)
Ternyata ga perlu muluk-muluk ya, dari hal sederhana bisa kita lakukan kegiatan untuk meningkatkan kecapakan literasi dan numerasi dari rumah. Ga sabar saya nunggu sharing tulisan tentang Kurikulum Merdeka lainnya, Mbak..Ditunggu lho
BalasHapusTerimasih, kak atas catatan parentingnya.
BalasHapusAku jadi ingat kalau di sekolah anak-anak kini ada pelajaran Literasi dan Numerasi. Dan ini ternyata sama sekali berbeda dari pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika. Agak berat ya.. kurikulum anak zaman sekarang.
Wah noted nih buat tipsnya mbak supaya anak2 memiliki kecerdasan literasi dan numerasi yaa. Ternyata sekadar ngobrol ma anak jg bagus ya buat mencerdaskan literasinay :D
BalasHapusOwalah pernagh ada pelatihan Ibu Penggerak online yaa, aku tu pengen ikutan tp suka keder. Tahun katanya pelatihannya offine yaaa
Makasih sharingnya mak. Jadi penasaran pengen cobain kegiatan-kegiatan di atas bareng anak. Beberapa udah pernah dilakukan sih, tapi yang ngelakuin aja gitu, baru kemudian angguk-angguk perihal manfaatnya setelah baca di sini
BalasHapusNah ini nih yang penting. Selama ini kita selalu bilang, kemampuan literasi dan mungkin numerasi anak zaman now kok makin kurang aja. Bisa dilihat dengan semakin mudahnya orang ketrigger dengan tulisan click bait. Padahal kalo kecakapan literasi, dan mungkin numerasinya bagus, gak akan gitu. Akan nyari dulu fakta sebenernya. Buat meng-counter ini, menanamkan kecapaka literasi dan numerasi sebenernya bisa dilakukan dari rumah. Dan ini gak harus dengan sesuatu yang ngejelimet. Dengan hal sederhana di sekitar anak, juga bisa. Toh prosesnya, lama-lama juga akan berkembang meningkat dengan sendirinya ya mak.
BalasHapusAk suka point ngobrol aktif dengan anak, isi obrolan yang berbobot dan ada bonding juga ya. Anak jadi tahu banyak hal, dan kita jadi lebih dekat lagi
BalasHapusMakasih sharing-nya Mbk, senang sekali adapat ide untuk literasi dan numerasi jadi makin semangat bikin permainan dengan anak-anak agar semakin happy selama liburan.
BalasHapusThanks for sharingnya mbak, jadi ada ide untuk anak nih supaya lebih meningkatkan literasinya.
BalasHapus