Catatan Juni kali ini cuma mau
menyampah saja sih. Hahaha. Jadi yang
merasa ga nyaman, please, go ahead ya. Hahaha. Kalau mengingat obrolan
saya dan Miqdad saat ngobrolin tentang ‘Keluarga’ di tema satu pelajaran anak
kelas 1 SD. Yang menarik yang masuk keluarga itu siapa sih?
Kemarin Miqdad menggambar ‘keluarga’
versi dia. Lucunya dia kasih keterangan semua jalur yang dia maksud keluarga.
Ada ayah, umi, abang Usamah, abang Shuhaib, Kak Salma, abang Zubair, mas
Mush’ab. Terus ada nini (neneknya), abah (om-nya), bunda (adek ipar), ada ibu
Kendal ( kakak saya) ada ibu sribit (mertua adek saya), ada Ical (sepupu
sekaligus partner in crime kalau dia main ke tempat om-nya) ada Fatih (adiknya
Ical) ada Nina (sepupu) ada Farras (sepupunya juga).
Baru-baru ini saya mengobrol dengan
anak sulung saya tentang definisi keluarga. Ini dimulai saat ia bertanya,
karena diminta oleh pihak sekolah, sejak ayahnya ga ada ini yang jadi walinya
dia harusnya siapa sih?. Pertama-tama sih saya jelaskan kaidah fiqihnya siapa
wali-nya. Lalu berikutnya walinya dia jika walinya yang seharusnya meninggalkan
kewajibannya. Dst. Sejujurnya anak sulung saya sempat nggrenengan dengan
wali-nya dia secara fiqih. Karena menurut dia lepas tanggung jawab. Bahkan,
kami tidak pernah meminta bantuan. Hanya minta, tolong anak saya dikaruhke. Ini
permintaan ayahnya juga sih. Kemarin yang menyuruh kalau ada apa-apa tolong
kabari pakdhe. Tetapi orangnya, ketakutan, mungkin malu atau khawatir kalau
disangkut pautkan dengan adiknya. Bahkan keluarga yang lain juga. Hanya bertanya
seperlunya, and that’s just ‘basa-basi’. Anak-anak sendiri yang bilang “
Keluarga kok ga pernah khawatir saat ada anggota keluarga yang ‘hilang’”. Hahaha.
Saya sampai ketawa. Lah, kondisi tiap orang beda Nak.
Saya sih nothing to lost, dari dulu. Ga
pernah bergantung pada orang lain dalam banyak urusan. Bahkan jika tidak
ditanya saya juga ga bakalan meminta tolong kok. Meskipun rumah dekat dengan
saudara, untuk urusan domestik, ex: masang lampu halaman yang mati saja saya
mending bayar orang lain kok. Kebetulan anak-anak abege pada di asrama jadi ga
ada yang bisa disuruh. Tetapi kemarin sulung saya bilang “ Mbok mereka itu
(maksudnya saudara ayahnya) ke sini, ngecek lampu, pohon-pohon yang perlu
dipangkas kek, or something like that-lah” mosok yo sibuk banget sih. Om-Nung
aja lo yang sibuknya ‘alaihim gambreng, selalu ngecek, bahkan nanyain “
anak-anak sudah makan apa belum”, saya ketawa lagi. Dan anak saya langsung
bilang “ Blokir saja mereka itu. Ada tapi seperti tidak ada. Mereka mungkin
malu sama ayah”. Saya terdiam. Akhirnya saya ikutin saran si sulung untuk ‘memblokir’
kontak.
Saya sampai lupa kalau saya udah
memblokir mereka sejak kapan. Hahaha. Sampai kemarin ada yang datang ke rumah,
buat ambil buku yang saya bagikan dengan gratis. Dan sulung saya yang lagi
liburan nyeletuk “ Tuh kan, mereka datang kalau mereka ada butuhnya aja. Ga
nanya kabar adek-adek gimana? Sekolahnya gimana? Udah makan apa belum?, halaman
butuh dipangkas ga? Lampu rumah ada yang butuh diganti ga? De-el-el” Astaghfirullah anak ini. Duuh ini
sulung saya kok jadi julid begini sih hahaha. Padahal anak ini paling easy
going anaknya, tetapi mungkin saking sebalnya dia dengan keluarga ayahnya.
Anyway, saya kemudian menyisipkan
pesan ke anak-anak. Setiap keluarga dibesarkan dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang
open minded ada yang tertutup. Ada yang perhatian ada juga yang cuek-cuek saja.
Tetapi semoga kita selalu saling mendoakan dan tetap perhatian dengan
keluarga. tetap bertanya kabar dan perhatian dengan hal sepele. Saya yakin sebagai orang muslim pasti malu-lah kalau sampai harus memohon-mohon meminta bantuan kepada saudara. Karena mau bagaimana pun yang namanya keluarga itu tidak bisa dibuang
nasabnya dari kita. Harusnya keluarga itu sih seperti liriknya ‘Magic Shop’. “
You gave me the best of me. So you’ll give you the best of you” gitu sih. Saudara
yang saling mencintai karena Allah itu akan dipertemukan kembali di Jannah-Nya
kelak.
aku bacanya juga rada julid lho mak kayak Usamah ahahaha, gemes aja. Tapi emang ada yang seperti itu ya, banyak hehe. Apapun iu, semoga Mak Irul dan keluaga diberi kesehatan dan rezeki yang berkah, aamiin
BalasHapus