TPA Piyungan pict by Radar Jogja |
Setiap bulan saya membayar uang
kebersihan sejumlah 30 ribu dan kebetulan petugas pengambil sampah di rumah
kami adalah tetangga desa. Beliau mengambil sampah keliling kampung menggunakan
pick-up tuanya. Dan saya sering bertanya dengan petugas pengangkut sampah yang
kebetulan tetangga desa. “ Sampah apa sih yang paling tidak bisa
dimanfaatkan kembali?”. Dan jawaban beliau bikin kaget juga. Jawabannya
adalah “ pembalut sekali pakai dan popok sekali pakai”. Dan di Tempat
Pembuangan Akhir limbah bekas pembalut sekali pakai memang akan berakhir pada
penimbunan. Karena tidak bisa diolah sama sekali.
Seiring berjalannya waktu pembalut
tersebut akan mengeluarkan gas metana yang berakibat pencemaran lingkungan.
Pembalut sekali pakai dilangsir oleh mongabay.co.id, berdasarkan penelitian
dari University of Exeter, metana adalah salah satu unsur gas rumah kaca yang
menyebabkan kenaikan temperatur di permukaan bumi, dan menyebabkan dampak
pemanasan lebih jauh karena kekuatan metana 25 kali lipat dalam menyebabkan
pemanasan global dibandingkan karbondioksida (National Geographic Indonesia).
Hitungan kasarnya jika setiap perempuan
produktif Indonesia menggunakan minimal 4 lembar pembalut sehari selama 6 hari.
Maka ada 24 sampah pembalut dalam sebulan. Dikalikan jumlah perempuan indonesia
yakni 131,88 juta (tahun 2018). Berarti ada sekitar 26 ton sampah pembalut
setiap harinya. (Liputan6.com).
Dan tak hanya itu permasalahannya sampah
pembalut tersebut dibuang bukan di tempat pembuangan sampah. Beberapa perempuan
di Indonesia yang membuang sampah pembalut sekali pakai ke sungai, selokan atau
tanah kosong. Bahkan data dari United Nations Environtment Program, produksi
pembalut sekali pakai menyumbang emisi gas karbon sekitar 15 juta ton
pertahunnya. Ini setara dengan 35 juta barel minyak yang digunakan untuk
kebutuhan masyarakat. Wow.
Saya Berhenti Menggunakan Pembalut
Sekali Pakai
Saya sendiri mulai mengambil
keputusan ekstrim untuk berhenti menggunakan pembalut sekali pakai sejak
Februari tahun 2019. Hampir 3 tahun ini saya konsisten tidak menggunakan
pembalut sekali pakai. Termasuk panty liner dan dan sesekali mengenakan
pembalut kain. Bisa dibilang berhenti menggunakan pembalut sekali pakai ini
salah satu keputusan terbesar yang saya ambil.
Beralih ke Menstrual Cup
Sudah tiga tahun lebih saya
menggunakan menstrual cup setiap periode haid datang. Benar-benar tidak
menggunakan pembalut sama sekali. Menstrual cup sendiri adalah cawan berbentuk
corong kecil yang terbuat dari bahan karet atau silicon. Berfungsi sebagai
penampung darah haid. Berbeda dengan pembalut, menstrual cup ini dimasukkan ke
dalam vagina. Jadi alat ini menampung darah haid di dalam vagina.
Yang menjadi problem adalah
penggunaan menstrual cup memang tidak terbiasa dilakukan oleh kebanyakan
perempuan. Karena penggunaannya yang harus dimasukkan ke dalam vagina sehingga
tidak semua perempuan berani melakukan hal tersebut. Tetapi sebenarnya
pemasangan menstrual cup itu tidak sehoror yang dibayangkan. Karena memang
vagina perempuan itu sangat lentur jadi pemasangan menstrual cup sebenarnya
sangat mudah.
Keuntungan Menggunakan Menstrual Cup
1.
Hemat
Kita tidak perlu lagi membeli
pembalut. Uang untuk pembelian pembalut bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain.
Misal dalam sebulan kita menggunakan 1 pak pembalut seharga minimal 20.000.
Maka kita bisa menghemat 20.000 x 12 yakni senilai 240 ribu. Itu belum termasuk
pantyliner dan biaya sabun dan air untuk mencuci bekasnya. Padahal jika kita
belikan menstrual cup cukup sekali pembelian di awal saja untuk bertahun-tahun
penggunaan. Harga menstrual cup bervariasi mulai 200 ribuan sampai 300 ribuan
untuk penggunaan bertahun-tahun.
2.
Lebih bersih dan tidak ‘becek’
Kelebihan menggunakan menstrual cup
adalah bersihnya area underwear yang menyebabkan rasa ‘becek’ karena
kumpulan darah. Bahkan kumpulan darah di pembalut juga menimbulkan bau tidak
sedap. Sedangkan dengan menstrual cup underwear kita akan kering.
Mengeluarkan isinya juga tinggal tuang ke kloset dan siram. Tidak ada bau
karena darah yang mengumpul di pakaian dalam. Dan tinggal dicuci dengan air
bersih dan bisa dipakai kembali.
3.
Tidak ada sampah yang dihasilkan
Benar-benar tidak ada sampah dengan
menggunakan menstrual cup. Bahkan kita cukup membuang isinya dan menyiram
menstrual cup dengan air dan menggunakannya kembali. Tidak perlu dikucek
sebagaimana kita mencuci pakaian dalam yang terkena darah haid.
4.
Lebih hemat air
Menggunakan menstrual cup menyetop
penggunaan air berlebihan saat mencuci bekas darah haid. Bahkan kemasan
menstrual cup kebanyakan adalah kain yang bisa gunakan sebagai wadah jika
menstrual cup sedang tidak digunakan.
5.
Nyaman digunakan untuk beraktivitas.
Karena ia ada di ‘dalam’ sehingga
tidak ada seperti sesuatu yang mengganjal di pakaian dalam. Selain itu
penampungan darahnya bisa mencapai 5-9 jam. Tergantung kondisi masing-masing
perempuan dan volume darah haidh yang dihasilkan. Saya sendiri menuang
menstrual cup setiap 3 jam sekali.
6.
Lebih Aman Untuk Tubuh
Mau tidak mau penggunaan pembalut
sekali pakai memberi dampak bagi kesehatan perempuan. Paling minimal adalah
ruam pada kulit. Dampak paling ekstrim adalah kanker karena pembalut sekali
pakai memang menggunakan bahan kimia dalam proses pembuatan dan juga bahan
pengisi. Dan menstrual cup terhitung aman dari bahan kimia.
Bagaimana memulai menggunakan
menstrual Cup
Saran saya adalah bangun rasa
bersalah terhadap bumi dalam pikiran kita jika kita menggunakan pembalut sekali
pakai. Pengurangan penggunaan pembalut sekali pakai menjadi bagian dari
#UntukmuBumiKu dan bagian dari #TeamUpForImpact . Lalu setelah memutuskan untuk
menggunakan menstrual cup memang saat pemakaian awal kita agak merasa risih
karena tidak terbiasa. Tipsnya adalah “ Rilex”. Nyamankan diri kita saat akan
menggunakannya. Untuk tutorial penggunaannya bisa dilihat di yutub. Pilih cara
yang paling nyaman buat kita. Masing-masing orang mungkin berbeda masa
adaptasinya. Ada yang sekali pakai langsung nyaman ada juga yang butuh
pembiasaan. Saya sendiri mulai terbiasa menggunakan menstrual cup di bulan ke-3
penggunaan. Sekarang, saya benar-benar tidak pernah lagi beli pembalut sekali
pakai bahkan pantyliner sekalipun. Karena untuk pantyliner saya menggunakan
kain biasa. Benar-benar lebih plong rasanya. Kalau dulu, rasanya berat sekali
melihat tumpukan bekas pembalut saya sendiri. Padahal sudah saya cuci bersih. Oia
ini artikel saya tentang pengalaman pertama menggunakan menstrual cup.
https://www.catatansiemak.com/2019/03/pengalaman-pertama-menggunakan.html
Yuk berperan aktif dalam mejaga bumi
kita. Dan menjadi bagian dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Agar bumi ini
menjadi layak kita tempati bersama seluruh makhluk Allah yang lain. Bukan hanya
kita yang berhak hidup layak di bumi ini tetapi seluruh hewan dan tumbuhan juga
layak hidup dengan aman di bumi ini.
Udah penasaran banget dgn menstrual cup sejak banyak cewek2 yg mengulas di blog dan socmed.
BalasHapustapii, aku baru tersadar kalo fakta tentang pembalut dan diapers sekali pakai tuh se-mengerikan itu ya mbaaa
Saya sejak pandemi memutuskan lebih peduli pada gaya hidup pro lingkungab. Salah satunya dengan memakai pembalut kain sampai sekarang. Lebih hemat biaya dan juga jadi minim sampah. Pengin sih coba menstrual cup..tapi belum ada nyali hihi
BalasHapusSaya belum pernah pake menstruaal cup nih masih ad ketakutan heheh, tp bisa jg nih untuk sebagai langkah melindungi iklim
BalasHapusJorok sekali ya kalau ada perempuan yang membuat pembalut ke sungai/selokan,menjijikan deh. Btw aku termasuk telat nih mom dengar menstrual cup.Apakah alat ini sudah dijual di toko kosmetik/obat? ribet gak sih penggunaannya.Perlu pencerahan nih
BalasHapusRasa bersalah pakai pembalut sekali pakai ada banget mbak, hiks :(
BalasHapusTapi jujur aku juga termasuk orang yang ga beranian pasang menstrual cup, baru liat bentuknya aja udah merinding wkwkw aduuuh :))
Btw, menstrual cup ada kadaluarsanya ga sih untuk pemakaian? Soalnya kan dipakai berkali-kali ya, apa ada perubahan bentuk, penyusutan bahan, dan lainnya?
Mesti steril banget ya kalo abis dipakai, soalnya diletakkan di dalam, aku mikirnya harus selalu higienis.
Sudah lama mendengar tentang menstrual cup ini, tapi masih bingung aja. Ternyata malah banyak keuntungannya yah dan Mba sudah lama menggunakan, salut.
BalasHapusAku miris banget Mak sama yg buang pembalut ke selokan, jorok banget ya, apalagi dalam keadaan belom dibersihkan.
BalasHapusButuh kesadaran sendiri untuk membangunnya,kbayang sampah pembalut yang menumpuk juga.
Nah aku belom berani pake menstruasinya cup ini, masih ngilu kalo dimasukin ke dalam vagina.
Aduh ini reminder banget untuk aku yang masih menggunakan pembalut sekali pakai. Jujur aku tuh pengen banget sebenarnya mencoba menstrual cup tapi masih maju mundur. Sepertinya bisa mulai dengan menggunakan pembalut kain ini ya mbak.
BalasHapusNgeri banget ya sampah yang dihasilkan oleh perempuan, termasuk saya. Saya berniat menggunakan pembalut kain yang bisa digunakan beberapa kali. Kalau menstrual cup, saya harus punya keberanian yang lebih nih.
BalasHapusAku masih pake yang sekali pakai nih kak..huhuhu...belum berani pake menstrual cup.. Padahal banyak banget ya manfaatnya..selain hemat pengeluaran, zero waste, hemat air juga..
BalasHapusaku belum berani mbak pakai menstrual cup, mungkin karena sugesti aja kali yaa dan belum pernah pakai juga.
BalasHapuskalau saya pakai pembalut yang bisa dicuci sih supaya pas dibuang dalam keadaan bersih. cuma gitu ya, jadi nambah sampah juga. duh jadi merasa bersalah sama bumi.
Iya sudah mulai banyak yang pakai ya Mak menstrual cup, kalau aku masih pakai pembalut kain yang bisa dicuci dan dipakai ulang, belum berani cobain yang menstrual cup..
BalasHapusBaruu tahu tentang menstrual cup ini, belum ada gambaran sama sekali melihat bentuknya masih penasaran dg cara pasangnya.
BalasHapusMemang kita harus mulai aware terhadap keberlangsungan alam, Bismillah mulai mencari tahu tentang menstrual cup ini.
Nah ini aku perlu banget informasi mengenai pembalut kain dan menstrual cup. Karena ini juga baiknya tidak hanya untuk alam tapi untuk dompet, hehhe.. Kan jadi gak pake ngluarin duid buat beli pembalut sekali pakai yaa..
BalasHapusNyamannyaa...
Sebenernya sudah banyak yang membagikan sharing menstrual cup, tapi apalah daya masih belum berani untuk mencoba mbbak
BalasHapusTapi kalau untuk pakai pembalut kain itu yang berani makainnya
sekalipun masih sering stok yg pembalut sekali pakai
Wah um udah pakai 3 tahun ini ya, aku mau pakai masih maju mundur ini haha..masih kayak...duh masukinnya kepiye atau kerasa ngganjel gitu, sejujurnya ngerasa bersalah bgt masih pakai pembalut tampon gitu. Ah bulatkan tekad pakai menstrual cup bismillah
BalasHapusAh iya mbak
BalasHapusMeninggalkan pembalut sekali menjadi salah satu langkah konkrit kita dalam mencegah perubahan iklim ya mbak
tim menscup datang. Aku belum bisa lepas pospak untuk anak maka langkahku ya pakai menscup. Beneran nyaman, mbaaa, kadang lupa kalo lagi haid saking nyamannya. hahaha...
BalasHapusMau dong maakk dikasih referensi seller menstrual cup yang oke. Paling tidak kalau sudah memilih langkah ini, kita ikutan menjaga bumi kita kaaann...
BalasHapusyang masih membuat ragu itu, penggunaan menstrual cup kan harus higienis nih.
BalasHapuskalau langsung dicuci pakai air biasa, aman kah?
karena kan kualitas air di berbagai tempat tuh beda-beda
Andalan banget ya mak, bisa ikut menjaga lingkungan. Aku masih takut takut bayangin pas masukin alatnya, nanti kl sudah ada keberanian, kucoba ya mak..
BalasHapusDulu pernah punya menscup merk moon cup yang mahal itu. Sayangnya ilang pas travelling hiks. Kayaknya ketinggalan pas lagi mandi. Lupa. Sekarang mau beli baru, rekomendasi merk menscup yg oke dong mbak
BalasHapus