Beberapa tahun lalu saya pernah
menulis sebuah artikel tentang “Eman segane” yakni tulisan saya tentang
kebiasaan untuk tidak membuang-buang makanan. karena kasus kelaparan masih
sangat tinggi di dunia ini dan mirisnya kasus membuang makanan juga tinggi di
bagian belahan bumi yang lain. dan saat membaca buku “bahagia Bersama” yang
ditulis oleh Kang Maman dan Mice ini saya ketemu satu cerita tentang Food Bank
of Indonesia yang digagas oleh sepasang suami istri. Duuh jadi excited banget
membaca cerita itu. Kenapa? Karena yang namanya berbagi itu banyak jalannya. Masya
Allah
Bahagia Bersama
Membaca buku Bahagia Bersama ini rasa
takjub saya mengalir ga henti-henti. Buku yang berkisah tentang berbagai cerita
tentang berbagi untuk sesama dan seluruh keajaiban yang mengikutinya ini
memberi banyak insight bagi kehidupan.
Salah satu kisah yang bikin saya
berkaca-kaca adalah “Terima kasih Pak Prapto” bercerita tentang seorang
penyandang disabilitas bernama Welly. Keyakinannya bahwa “ Ketika Allah menutup
satu pintu, pasti ada pintu lain yang dibuka-Nya” satu kuncinya tekun dan
jangan pernah berputus asa dengan karunia Allah. Hari ini banyak banget kisah
tentang satu pintu tertutup kemudian disusul pintu-pintu lain yang terbuka. Saya
sendiri mengalami itu. Sekitar setengah tahun ini saya sendiri menjadi ‘single
parent’. Membiayai enam anak sendirian. Tadinya saya pikir saya bakal keteteran
nih. Maklum kekhawatiran normal yang dimiliki manusia. Banyak kita mengira
bahwa kita mencukupi diri kita karena kemampuan kita. Kita lupa bahwa Allah
yang ‘bekerja’. Tapi masya Allah, saya sampai malu sendiri dengan cara Allah
mendidik keluarga kami. Sampai detik ini keluarga kami tidak pernah merasakan
yang namanya kelaparan. Alhamdulillah. Dan selalu ada saja ‘orang baik’ yang
dikirimkan Allah untuk memudahkan hidup kami.
Pahala yang Mengalir
Banyak kisah di buku ini yang
menggugah sisi kehidupan kita. Tak hanya cerita ada juga beberapa komik khas
Mice yang tersebar di halaman buku ini. Salah satunya komik tentang “ Perempuan
hebat” yang bercerita tentang seorang ibu yang mengirimkan ASI perah untuk
bayinya di rumah sedangkan ia sedang bekerja di kantor. Saya jadi teringat
kisah saya sendiri belasan tahun lalu. Saya menikah saat masih kuliah. Menjelang
wisuda saya memiliki bayi. Dan saya beberapa kali mengirimkan ASI perah untuk
bayi saya saat saya meninggalkan bayi saya di rumah bersama ayahnya. Sayangnya saat
itu belum ada layanan JESIKA JNE (Jemput ASI seketika) dari JNE. Bisa dibayangkan
betapa pahala mengalir untuk tim JESIKA JNE ini karena memberi kemudahan bagi
banyak ibu yang sedang menyusui untuk membri bayinya ASI. Masya Allah.
Kebaikan Dalam Banyak Bentuk
Berbagi ketika cukup itu biasa,
berbagi saat sulit itu yang luar biasa. Tetapi banyak sekali keajaiban yang
kita temukan di muka bumi ini. Betapa banyak orang baik hati yang murah hati
tetapi bukan dari kalangan orang kaya. Saya ingat banget beberapa tahun lalu
saat kami umroh. Saya melihat seorang jamaah haji asal bangladesh, kebanyakan
jamaah asal Bangladesh serba kekurangan. Mereka tidak menginap di hotel tetapi
di emperan masjidil haram. Nah yang bikin saya takjub sambil bertakbir adalah,
ketika pagi hari saat sarapan si bapak tua ini membagi susu yang dimilikinya untuk
gerombolan kucing di pelataran masjid. Ya Allah, hati saya seperti teriris. Ya Allah.
Saya malu banget dnegan diri sendiri. Itulah kenapa benar kalau banyak orang
bijak yang bilang “ Bersedekah itu tak perlu menunggu kaya”. Basi, kalau
berbagi menunggu mampu itu.
Banyak sekali kisah di buku “ Bahagia
Bersama” ini yang membuka mata dan jiwakita bahwa yang namanya orang baik itu
selalu ada dan dalam banyak bentuknya. Kalau di Jogja itu ada jargon “ Ojo
leren dadi wong apik” intinya jangan sampai berhenti jadi orang baik
bagaimanapun keadaan kita. Awal pandemi tahun 2020 lalu. Saya dan komunitas
saya mengadakan penyediaan sabun cuci tangan dan hand sanitizer untuk dibagikan
ke masjid-masjid. Tahu ga siapa yang menjadi sponsor? Ya JNE Jogja. JNE di
Jogja itu bisa dibilang ga pernah menolak proposal kerjasama kegiatan
kemanusiaan. Mulai dari mahasiswa yang mengadakan kegiatan sampai masjid-masjid
selalu mengirimkan proposal ke JNE. Dan masya Allah, ga pernah pulang dengan
tangan kosong. Demi Allah saya menjadi saksi untuk ini. Bahkan saya pernah
mengadakan kegiatan “ Sehari bersama Yatim Jogja” yang diikuti oleh ratusan
anak yatim di Jogja dan sponsor utamanya lagi-lagi Jne Jogja. Masya Allah. Buat
saya JNE layak menyandang tagline “ Berbagi, Memberi menyantuni”.
Ada banyak kisah mengharu biru
tentang berbagi dan bahagia bersama di buku ini. Hayuklah beli dan baca
bareng-bareng. Yang ga bisa beli bisa pinjam. Saya yakin banyak pemilik buku
ini dengan senang hati meminjamkan bukunya untuk dibaca. Bukankah itu
mengalirkan pahala juga bagi si peminjam. Semoga nilai-nilai kebaikan JNE
selalu terus mengalir sampai ke pelosok negeri. Selamat Ulang tahun JNE yang
ke- pada 26 November 2021 besok. Tetaplah menjadi baik. Karena kebaikan itu
bercahaya.
Tidak ada komentar
Terima kasih untuk kunjungannya. Semoga bermanfaat. Harap meninggalkan komentar yang positif ya. Kata-kata yang baik menjadi ladang sedekah untuk kita semua.