Hampir tiap malam Miqdad dibacakan
cerita secara read aloud atau dibacakan cerita secara nyaring. Saya dan ayahnya
dan kadang abang atau kakaknya membacakan cerita untuk Miqdad. Alhamdulillah
Miqdad juga sudah lumayan pandai membaca kata-kata pendek. Tetapi tetap saja
Miqdad lebih suka dibacakan cerita dengan nyaring apalagi kalau yang membacakan
cerita disertai dengan ekspresi yang sesuai ceritanya. Tambah heboh lagi Miqdad
menanggapinya. Hampir tiap malam miqdad dibacakan cerita dari aplikasi Let’s Read.
Nah, beberapa kali Miqdad saya
pilihkan cerita dari aplikasi Let's Read dalam bahasa asing atau bahasa daerah. Kami tinggal di
pinggiran Jogja. Tepatnya di Pleret, Bantul. Hampir setiap hari Miqdad bertutur
dengan bahasa Indonesia dan juga bahasa Jawa dengan teman-temannya. Meskipun jika
di rumah ia menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa Jawa Miqdad bisa dibilang
memadai sekali untuk anak dengan ayah asli Jogja dan ibu asal Kalimantan. Hahahaha.
Kebon Ngambang
Tak sengaja kami menemukan cerita
berbahasa Jawa dengan judul “ Kebon Ngambang” di Let's Read. Kisah ini ditulis oleh Iem Titheseiha, penulis asal Kamboja. Cerita ini berkisah tentang
seorang anak perempuan bernama Kongkea yang tinggal di sebuah desa yang mengambang
di atas air. Ya, desa mereka berada di atas air. Tepatnya di Sungai Tonle Sap
di Kamboja sana. Semua yang ada di desa tersebut memang berada di atas air. Rumah,
sekolah, Rumah Sakit, pagoda untuk ibadah, kebun-kebun dan lainnya.
Desa Tongle Sap Pict nya: Jialiang Gao www.peace-on-earth.org |
Kongkea tinggal bersama ayahnya dan abangnya. Ayahnya Kongkea adalah pencari ikan dan abangnya membantu mendayung perahunya. Sedangkan Kongkea biasanya menunggu kebunnya yang juga mengapung di samping rumah apungnya. Suatu hari Kongkea ditinggal ayah dan abangnya mencari ikan. Dan Karena saat itu sedang pasang air lebih tinggi dari biasanya. Dan Kongkea panik saat kebunnya menghilang terbawa arus.
Miqdad saat saya bacakan cerita tersebut sampai heran. “Masak rumahnya mengapung di atas air?. Berarti kebunnya juga mengapung?”. Ia takjub. Seumur-umur Miqdad belum pernah melihat rumah yang mengapung di atas air. Miqdad pernah naik perahu-perahuan di Kebon Binatang Gembira Loka di Jogja. Dan kemudian kami gugling di internet desa Tonle Sap ini di internet. Dan ternyata memang desa ini berada di atas air. Tepatnya sih sebuah danau air tawar yang luasnya mencapai 250 km di Kamboja sana.
Miqdad sangat ingin tinggal di rumah
yang mengapung di atas air. Ia selalu minta diceritakan tentang kisah si
Kongkea ini. Kebetulan cerita Kongkea ini hanya diterjemahkan dalam 2 bahasa
daerah yakni bahasa Jawa dan Minangkabau. Cerita ini belum diterjemahkan ke
bahasa Indonesia. Saya bersyukur membiasakan anak-anak menggunakan bahasa
daerah dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun mereka juga harus belajar Bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Miqdad memiliki Rumah Apung Dan perahu
Berhari-hari setelah kisah Kongkea
dibacakan pertama-kalinya oleh saya, Miqdad selalu bercerita tentang perahu,
rumah apung, dan danau luas. Kami kemudian membuat kapal besar dari kardus. Kami
juga menarik meja kayu di rumah untuk rumah-rumahan Miqdad. Bahkan ia memilih
tidur di ‘rumah apung’nya di ruang tamu daripada di dalam kamar. Ia juga
menaiki perahunya ‘kemana-mana’ di dalam rumah. Ke dapur, ke ruang tamu, ke
kamar, ke teras, dan ke halaman Miqdad selalu ‘mendayung’ perahunya. Kami juga
membuat ikan-ikan dari karton sebagai teman Miqdad. Mungkin jika orang bermain
ke rumah kami mereka heran dengan ‘rumah apung’ Miqdad. Tetapi bagi saya itulah
buah dari ‘Membaca Menyenangkan”.
Dengan membaca anak-anak bisa
mengembangkan imajinasinya sampai tak terhingga. Siapa mengira anak usia 5
tahun ini ingin hidup dan tinggal di sebuah rumah apung yang ada di negeri jauh
di Kamboja sana. Tetapi saya yakin, kenangan akan ‘rumah apung’ ini akan
bertahan lama dalam kenangan Miqdad. Semoga suatu saat ia bisa mengunjungi
tempat-tempat yang sebelumnya hanya dia ketahui dari cerita yang saya bacakan.
Sementara ini mungkin Miqdad hanya di
rumah saja. Tetapi suatu saat ia akan membuktikan ‘kebun yang mengapung’. Saya percaya
betul dengan kekuatan imajinasi anak-anak. Karena saya sendiri memutuskan meninggalkan Kalimantan Tengah tanpa didampingi orang tua untuk melanjutkan sekolah ke Jogja selepas SMP. Saya menyukai Jogja setelah membaca kisah tentang
Sultan Hamengkubuwono IX dan kraton Yogyakarta. Dan kemudian mengunjungi negara
ASEAN karena impian masa kecil setelah saya membaca bukunya Gola Gong yang
berjudul “Perjalanan Asia”.
Tidak ada yang salah dengan impian
masa kecil. Yang salah adalah berhenti belajar dan berhenti bermimpi. Semoga impian
Miqdad terwujud suatu saat kelak. Aamiin. Tetaplah membaca Nak. Akan ada banyak
hal menakjubkan yang akan kita temukan dari membaca. Mari Berpetualang Lewat
Membaca.
Oia mampir juga ya dicerita keluarga kami tentang menumbuhkan kebiasaan membaca dengan read aloud bersama Let's Read di https://www.catatansiemak.com/2020/06/menumbuhkan-minat-baca-anak-dengan-metode-read-aloud-bersama-aplikasi-lets-read.html
Yuk teman-teman unduh juga aplikasi
Let’s Read yang bisa digunakan untuk membaca banyak cerita bagus dan keren
secara gratis. Unduh aplikasinya di https://bit.ly/downloadLR2
Sama nih kayak saya mak, waktu ngajarin anakku baca dengan membacakan cerita bersama. Lama-lama dia jadi banyak kenal dengan beberapa kata.
BalasHapusIya efektif banget read aloud ini
HapusWah, saya belum baca cerita yang ini. Kebetulan kami juga pembaca Let's Read dan sudah membaca beberapa cerita di sana baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Jawa. Hanya saja, anak saya ini tipe minta dibolan-baleni. Jadi sampai sekarang belum banyak yang saya baca. Tapi beberapa cerita anak-anak sudah muai hapal saking seringnya, hehe.
BalasHapusSenengnya 😍😍😍
HapusWah nanti miqdad harus liat rumah2 apung yg ada di kalsel nih. Meski sudah banyak berkurang, tapi rumah apung masih lumayan bisa di pamerka disini, nanti aku ajak makan di rumah makan apung juga.aku jadi pengen ikut membacakan lets read ini deh
BalasHapusHehe, anakku juga suka minta dibacain buku-buku di Let's Read. Kadang aku coba pakai bahasa daerah Minangkabau sama Jawa, biar dia kenalan juga sama bahasa daerah
BalasHapusIya betul, Mak. Saya pun yakin kenangan rumah apung akan membekas kuat pada Miqdad. Semangat terus membaca ya Miqdad, anak soleh.
BalasHapusKudu nyobain lets read nih sama Keponakan. Aku lagi gak ada buku anak. Ponakanku juga suka banget berimajinasi. Jadi biar tambah mantap aja
BalasHapusMiqdad sampai bikin perahu kertas saking mendalami cerita yang dibacakan ya.
BalasHapusBener banget nih, suatu hari dia bisa jadi mengunjungi Kongkeang, desa yang ada dalam cerita Kebon Ngambang atu Sungai Tonle Sap
Miqdad makin pinteerrr dan sholih. :D
BalasHapusLet's Read ini sangat bisa dijadikan andalan pakbapak buibu dalam membangkitkan minat baca untuk anak ya.
Semangaattt!
TAKJUUUBBBBB!
BalasHapusPerahu kertas Miqdad akan membawanya menggapai impiannya, menjadi ahli atau egineer - menjadi desainer eksterior - menjadikannya pemilik perusahaan perkapalan atau bahkan ahli biogenetika dan riset!
Tak ada yang akan menghentikan Miqdad bermimpi dengan memiliki emak sehebat ini!
keep on dreaaaamiiing Miqdad! Jangan berhenti bermimpi. Semoga impian Miqdad terwujud suatu saat kelak. Aamiin.
Aamiin ya Allah
HapusKeren Miqdad semoga semakin besar semakin besar juga impiannya yaaa amiiiin
HapusHalo Miqdad...Wah makin pintar dan sholeh ya. Siapa dulu dong mamahnya? Btw aku belum tau aplikasi Let's read ini hihihihi anak2ku juga udah beranjak remaja. Bagus tentunya dong, bikin anak gemar membaca. Kisah Desa Tonle ini membekas sekali di hati si kecil :0
BalasHapusAplikasi Let's Read ini membantu sekali buat anak2 ya. Belajar dan mengenak huruf menrangkainya menjadi kata 2 sehingga sang anak mampu berbahasa dan berbicara dengan baik. Miqdad udah kelihatan pintar nih dari perahu kertas aja angan dan impiannya sudah tinggi :D
HapusSetuju banget, Mbak. Jangan pernah meremehkan impian masa kecil. Semoga aja Miqdad bisa melihat rumah apung beneran, ya
BalasHapusSemoga nanti juga Miqdad bisa membangun kapal sendiri. Ih, bakal keren deh ini
HapusMasih setuju banget sama pepatah "Buku adalah jendela dunia". Senang ya bisa berpetualang lewat buku melihat hal hal yang belum pernah kita temui sebelumnya
BalasHapusCoba dong Miqdad ngobrol bahasa Jawa sama uminya :) Ternhyata da cerita bahas jawa ya di Aplikasi Let's Read
BalasHapusAku suka membacakan buku ke anak-anak, dengan gambar yang besar-besar. BIasanya nanti cerita yang aku bacakan bisa jadi stimulus mereka untuk bisa bercerita sendiri dengan hanya melihat gambar.
BalasHapusWah seru ya
BalasHapusHbs baca langsung jadi ide main..
Bikin imajinasi anak berkembang
Waahh seruuu banyak cerita dan pengetahuan jadinya ya dr membaca buku di aplikasi Lets Read. Jd pengen install juga buat bahan bacaan anak2 ku di rumah nih mbak :D
BalasHapusInstal mbak, klo ada lets read nggak akan kehabisan bahan bacaan
HapusSemoga nanti ada kesempatan anak2 bisa melihat langsung segala hal yang mereka baca dari cerita pada saat masa kecilnya ya aamiin
HapusMenarik banget ya ceritanya, menambah wawasan anak... Tapi unik ya adanya bahasa jawa dan minang, bahasa indonesia malah belum...
BalasHapusSeru ya, Miqdad bisa berimajinasi dengan pintarnya. Alhamdulillah manfaat dibacakan ceritanya sudah terlihat, dan pastinya bisa membuat anak lebih senang membaca ya..
BalasHapusSeru ya Mak, baca buku cerita berbahasa Jawa, cerita dalam bukunya pun seru mengajak anak berimajinasi..
BalasHapusSambil baca cerita, sekalian belajar banyak hal dan pastinya bisa membangun kedekatan dengan anak juga :)
HapusNah iya ya, bacaan itu bikin kita bisa bertualang ke mana-mana. Anakku juga begini nih, baca cerita jadi berasa main ke mana-mana. Jadi kepengen install Lets Read. Kepengen tahu ada bacaan apa aja di sana.
BalasHapusKapan hari itu keabisan bacaan buku di rumah. Dan aplikasi kets read ini berguna banget spy gak bikin anak bete
BalasHapusCerita bagus, keren, dan gratis? Wah..dengar kata gratis, mama auto merapat. Hahaha. Siapa tahu anak-anak saya di rumah juga pada senang sama ceritanya :)
BalasHapusSamaaa, awalnya saya merapat ke Let's Read karena gratis. Setelah tahu kualitas cerita dan animasinya. Duhh, kujatuh cinta sama Let's Read. Bagus memang dan kisah-kisahnya tidak biasa.
HapusLets Read banyak sekali cerita yang bisa dibacakan untuk anak...
BalasHapusPlus langusng praktek berlayar bagaikan pelaut ke Desa Tonle Sap di Kamboja.
Iya klo ada Lets Read nggak akan kehabisan bahan bacaan ya teh
HapusSeru yaa...dari satu cerita bisa mengembangkan ide kegiatan lain yang membuat anak-anak semakin banyak tahu dan kosakata.
HapusIya mbak terbukti memang dibacakan buku cerita menumbuhkan imajinasi anak juga ya mbak, anak anakku juga begitu.
BalasHapusBTW menarik ya cerita kongkea dengan rumah apungnya. Saya juga ingin lihat kampung apung di kamboja nanti barengan ya Miqdad
Saya saja berasa mau berimajinasi dengan Kebon Ngambang, pantesan ya Miqdad begitu antusiasnya.
HapusSaya juga sering membacakan buku di Let's Read untuk anak-anak di rumah. Ah seru deh bacanya. Apalagi Miqdad punya rumah apung dan perahu :)
BalasHapusMenarik banget, salfok juga sama perahunya mbak heehhehe.. Salam kenal ya mbak :)
BalasHapuswah terjemahannya malah berbahasa Jawa dan Minang, belum ada terjemahan bahasa Indonesianya.
BalasHapusjadi pengen install Let's Read juga nih, udah lama nggak baca tulisan berbahasa jawa
Setuju berpetualang melalui membaca akan membekas sampai anak dewasa. Sehingga akan terwujud apa yang diangankan seperti pesan yang disampaikan di bukunya. Selamat bersenang-senang dengan Let's Read ya Miqdad
BalasHapusbaca cerita desa tonle sap atau desa apung ini membuat daya imajinasi anak makin berkembang ya
BalasHapusWah, kupikir Let's Read hanya ada Bahasa Indonesia saja. Ternyata ada bahasa daerah juga. Aku dalam keseharian pakai bahasa Jawa Ngoko. Tetap saja kalau ketemu cerita pakai bahasa Jawa itu takjub
BalasHapusMiqdad, aku naksir perahumu loh. Gimana cara membuatnya?
BalasHapusBtw, SID belum pernah baca yang Desa Tonle Sap karena ini bahasa Jawa. SID suka baca Let's Read yang bahasa Indonesia. Duh, bisa rebutan HP karena dia fokus banget baca buku demi buku di Let's Read.
Miqdad makin penasaran deh jadinya. Ingin ke desa yang mengapung tersebut. Dan saya juga baru tahu, ternyata di Kamboja sana ada desa yang mengapung.
BalasHapusDengan adanya Let's read, kita semakin mudah untuk mengajarkan membaca pada anak. Dan membawanya berimajinasi dengan apa yang diceritakan.
Menarik ya aplikasinya mba..blm punya aku. Biasanya Alya minta dibacain dr buku...atau belakangan minta pake Spotify (podcast dongeng)..
BalasHapusYa ampun kita jadi berasa tau budaya sebuah negara ya mba. Aduh itu Miqdad bagus banget perahunya. Berasa pengen naik perahu ama Miqdad. Jangan negbut ya. Aplikasi ini buat keponakanku ah :)
BalasHapusMudahnya ya cari bahan bacaan sekarang...Apalagi masa pandemi begini...agak2 mikir mau ngelayap ke toko buku...
BalasHapusDi Kepulauan Riau sini banyak loh rumah mengapung. Miqdad harus diajak Ayah sama Ummi nih main ke Batam dan daerah Kepri lainnya biar punya pengalaman berbeda.
BalasHapusWah, i hope Athifah like to. Is good method for kids learning something with happiness. I am curios to with lets read
BalasHapusWah pinternya Miqdad, suka dengerin cerita yaaa.. Read aloud emang bagus untuk anak-anak ya maaak.. Aku baru tau nih aplikasi lets read ini, nanti coba download ah.. makasi infonya maaak
BalasHapusMenarik sekali menumbuhkan minat baca anak dengan aplikasi Lets Read ya, beragam bacaan di sana yang sangat bagus-bagus.
BalasHapusMembacakan buku cerita sebelum tidur itu akan menambahkan kedekatan ibu dan anak terbantu sekali dengan adanya aplikasi ini ya
BalasHapus