Beberapa bulan terakhir ini saya sering diajak konsultasi para orang tua yang tertarik dengan homeschooling dan homeeducation. Saya tentu saja dengan senang hati menanggapi dan memberi pencerahan semampu saya dan berdasarkan pengalaman saya bersama anak-anak. Jujur kalau dari sisi basic saya ga punya basic kuliah di pendidikan. Tetapi bertahun-tahun saya mempelajari dan praktek langsung tentang pendidikan berbasis keluarga. Alhamdulillah. Oia mampir ya di contoh kegiatan sebulan untuk balita di https://www.catatansiemak.com/2018/12/Stimulasi-Motorik-Penuh-Cinta-Untuk-Si-Usia-3---5-Tahun.html
Nah, sekarang saya mau berbagi sedikit pengalaman untuk teman-teman yang tertarik dengan homeschooling. Karena kami keluarga muslim jadi ga heran banyak prinsip-prinsip pendidikan keluarga kami berbasis pendidikan islam. Mungkin agak berbeda di beberapa pilihan. Tetapi tidak masalah. Karena memang home education sendiri adalah pendidikan berbasis keluarga.
How To Start Islamic Home Education?
Ini sering banget nih muncul pertanyaan ini. Dari mana memulai home education yang sesuai prinsip-prinsip islam. Kalau saya patokannya sederhana. Saya pakai sirah nabawiyyah. Karena banyak sekali atsar (bekas) panduan dari kitab-kitab sirah bagaimana mendidik anak dalam islam.
Dan perlu di garis bawahi bahwa home education itu bukan memindahkan sekolah ke rumah. Bukan kemudian kita membuat satu ruang khusus untuk anak belajar yang kemudian kita buat jadwal tetap seperti di sekolah. Memang jadwal perlu tetapi bukan jadwal yang saklek yang tidak ada keterlibatan anak di dalamnya.
1. Prinsip paling utama yang harus diajarkan saat akan mendidik anak adalah bahwa Menuntut Ilmu Itu Ibadah.
How To Start Islamic Home Education?
Ini sering banget nih muncul pertanyaan ini. Dari mana memulai home education yang sesuai prinsip-prinsip islam. Kalau saya patokannya sederhana. Saya pakai sirah nabawiyyah. Karena banyak sekali atsar (bekas) panduan dari kitab-kitab sirah bagaimana mendidik anak dalam islam.
Dan perlu di garis bawahi bahwa home education itu bukan memindahkan sekolah ke rumah. Bukan kemudian kita membuat satu ruang khusus untuk anak belajar yang kemudian kita buat jadwal tetap seperti di sekolah. Memang jadwal perlu tetapi bukan jadwal yang saklek yang tidak ada keterlibatan anak di dalamnya.
1. Prinsip paling utama yang harus diajarkan saat akan mendidik anak adalah bahwa Menuntut Ilmu Itu Ibadah.
Itu prinsip paling utama. Anak harus tahu bahwa menuntut ilmu itu memang berat. Bahkan Imam Syafi’i pernah ngendika
"Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan" - Imam Syafi'i
1. Tauhid
Untuk anak-anak memang konsep Allah itu abstrak. Tetapi kita insya Allah bisa mengajarkan pada anak bahwa kita sangat tergantung dengan Allah. Paling mudah dengan mengajarkannya dan membiasakannya membaca doa. Doa adalah salah satu bentuk pengakuan bahwa kita ini hanyalah manusia yang lemah tanpa pertolongan Allah kita tidak bernilai apa-apa. Semakin banyak doa yang anak-anak pelajari insya Allah bisa menumbuhkan nilai-nilai khauf dan roja’. Rasa takut dan harap kepada Allah. Lalu bisa dilanjutkan dengan menuntun mereka dengan kalimat-kalimat tauhid
Islam sangat mengutamakan prinsip
kebersihan. Semua ibadah dalam islam selalu dimulai dengan bersih secara dhahir
maupun bathin. Dan ini sejalan sdengan prinsip
Thaharah atau bersuci
Anak-anak sangat menyukai bermain
air. Kita bisa memulai mengenalkan berwudhu. Mengenal fiqih wudhu dengan cara
yang fun. Baik itu syaratnya, rukun-rukun wudhu, pembatal wudhu, air-air yang
dugunakan untuk bersuci, air yang suci dan mensucikan dan juga air yang suci
tapi tidak mensucikan (ex: air teh, air sirup, dll).
Keluarga kami mewajibkan anak-anak
harus sudah bisa berenang ketika mereka lulus SD. Berenang identik bermain di
air. Anak-anak pasti menyukainya. Selain itu berenang itu sunnah Nabi.
Menjadikan berenang sebagai salah satu kurikulum wajib dalam home education
merupakan suatu keniscayaan. Apalagi negara Indonesia adalah negara maritim. Dikelilingi oleh air dan dilewati sungai-sungai besar. Seharusnya kurikulum sekolah mewajibkan anak Indonesia bisa berenang. Karena berenang itu keahlian. bisa dipelajari oleh semua orang.
Dalam islam banyak ibadah yang
ditentukan waktunya. Bahkan ada ibadah yang waktunya sangat ketat tidak bisa
diubah ke waktu yang lain. Misalnya salat jum’at, ibadah haji, puasa di bulan
ramadhan. Waktu imsyak dan waktu berbuka. Lebih mudah juga mengajarkan
anak-anak tentang konsep tanggalan itu dengan hari raya, hari Jum’at, dan musim
haji.
Salat 5 waktu
Mengenalkan waktu salat adalah
mengenalkan waktu secara sederhana ke anak-anak. Paling gampang mengajari anak
waktu salat subuh, waktu dhuhur, waktu ashar, waktu maghrib dan waktu isya
ketimbang mengajarkan jam. Untuk anak-anak yang sudah di atas 7 tahun bisa kita
ajari mengenal jam. Tetapi untuk usia di bawahnya buat saya ya paling mudah
mengenal waktu salat.
Saat Imsyak dan Berbuka
Saat Imsyak dan Berbuka
Mengenalkan Bulan Ramadhan Dan Musim Haji
Konsep waktu dengan mengenalkan bulan ramadhan
Dalam islam ada beberapa ibadah yang
strick banget urusan rukunnya jika angkanya atau urutannya benar. Jumlah rakaat
salat sangat erat kaitannya dengan angka. Jumlah hari selama bulan ramadhan
juga lebih mudah dipahami anak saat belajar tentang angka. Anak-anak pasti
antusias menghitung hari puasa yang sudah dilaluinya ketimbang menghitung
tanggalan.
Menghitung jumlah para nabi dan rasul
juga belajar tentang angka. Jumlah ayat dalam surat-surat di Al-Qur’an juga
berkaitan dengan angka.
Membaca nyaring sudah dicontohkan
oleh Malaikat Jibril sebagai guru dan Rasulullah sebagai murid saat turunnya
wahyu pertama yakni QS. Iqra. Kisah tentang turunnya QS. Iqra 1-5 bisa menjadi
contoh nyata bagi para orang tua bahwa membacakan sesuatu secara nyaring ke
anak-anak memiliki bekas luar biasa untuk jiwanya.
Membiasakan membacakan kisah para
nabi dan kisah-kisah di dalam Al-Qur’an secara nyaring menjadi salah satu
tradisi luar biasa bagi keluarga muslim. Kenangannya itu long lasting. Bertahan
lama. Saya yakin bekasnya akan ada sampai anak-anak dewasa.
Membaca Qur’an secara nyaring juga bagian
dari Read Aloud. Ibu-ayah yang terbiasa membaca Quran dengan tartil anak-anak
tetap bisa menikmati suara orang tua mereka. Dan itu akan membekas dalam jiwa
anak. Hasilnya bagus untuk jangka panjang.
Anak-anak tetap harus dibiasakan
terlibat dalam mengelola dan merawat kebersihan rumah. Mereka tetap harus
diberi tanggung jawab untuk merawat benda-benda milik pribadi. Setiap anak
harus tahu tugasnya di rumah. Anak-anak yang terbiasa mengerjakan pekerjaan
rumah tangga biasanya lebih tanggap dan sukses di masa depan. Dan anak-anak
juga harus dipahamkan bahwa membantu orang tua adalah bentuk birrul walidain
yang pahalanya sangat besar di sisi Allah. Ridha Allah tergantung dari ridha
orang tua.
7. Melakukan Perjalanan Bersama
Traveling bersama keluarga harus
diagendakan secara rutin dalam kurikulum home education. Bahkan anak-anak harus
tahu bahwa para ulama meninggalkan rumah mereka untuk menuntut ilmu ke negeri
yang jauh. Saya selalu berkisah tentang Imam Bukhori. Menempuh perjalanan jauh menyeberang berbagai negara dari Bukhara (Uzbezkistan) menuju Madinah untuk menjadi ahlul hadist. Barakallah untuk Imam Bukhari.
Kami sendiri mengadakan
travelschooling secara rutin setiap tahun. Darimana uangnya? Dari tabungan. Anak-anak
juga diajak terlibat untuk menyisihkan uang mereka untuk diniatkan sebagai
tabungan traveling. Mampir ya di catatan perjalanan kami travelschooling ke negera tetangga https://www.catatansiemak.com/2019/07/sukses-mengajak-anak-anak-travelschooling-ke-2-negara-tetangga.html
Makasih mba udah berbagi ilmu dan pengalamannya. Soalnya anakku home education juga dengan aku di rumah.jadi aku banyak baca juga ide-ide kegiatan untuk menstimulasinya dalam beberapa aspek tumbuh kembangnya termasuk soal agama juga. Aku pengen mengenalkan Allah dan agama ini dengan cara menyenangkan pada anak. Jadi salah satu caraku menanamkan rasa cinta padaNya sejak dini
BalasHapusAhh applause buat emaknya Miqdad ini, sedari dulu akutu salut sama dirimu Mak, mengasuh anak banyak dan homeschooling pulak. Ternyata begini yang dipelajari yaa. Love banget sama ajarannya yang simple tapi nendang banget.
BalasHapusSemangat menginspirasi teroos yaa..
*cubit miqdad, ayo kita main
zril juga mau belajar dr mas miqdad nih. pengen bs renang. zril masih 2 th dan awalnya takut air, lama2 gak mau naik karena suka belajar renang. semoga nanti lebih ahli dr kami, orang tuanya
HapusLuar biasa mba telaten ya mengajarkan home education ini. Mba, membuat konsep seperti ini butuh waktu berapa lama, mba ?
BalasHapusMak Iruulll, postingan yang super duper berenergi, AS USUAL.
BalasHapusO iya, anakku sekarang daftar jadi siswa HomeSchooling juga
Rencana mau aku combine dgn metode Islamic HS ala Mak Irul ya
Pertama, saya salut sama editannya. Langsung tertangkap sama mata. Kedua dan utama, saya salut sama pengajaran homeschollingnya mbak, sebuah cita2 yg mungkin sulit terealisasi saat ini, padahal sudah pernah ikut kelas2 wacana home education. Semoga ini bisa jadi motivasi saya kembali.
BalasHapusAlhamdulillah dapat ilmu baru dari mak Irul. Menjawab pertanyaan soal HS. Btw matur nuwun, jd ada gambaran gimana menyusun pembelajaran anak berbasis keislaman sejak dini di rumah ❤
BalasHapusAku suka sekali membaca kisah HS-mu, mbak. Uwooow lah 6 anak HS semua. Aku baru belajar dengan anak pertama untuk homeschooling usia dini, insya Allah lanjut di anak kedua.
BalasHapusWah bagus banget konsep homeschooling ya kak, aku tuh belum telaten untuk mengajar anak keseluruhan..keren pisan..
BalasHapusmak irulll aku padamuu... salut bisa sukses anak2nya homeschooling.
BalasHapussoal berenang, aku n suami jg mengharuskan boyz bisa berenang. semuanya ikut les renang. berenang penting selain badan sehat juga untuk bekal di kemudian hari nanti. jika terjadi bencana alam bisa menyelamatkan diri dan menolong orang lain
Senang sekali membaca cara home education dari Mak Irul nih. Meskipun aku jenis orangtua yang memilihkan pendidikan di luar rumah, tetap senang menikmati pembelajaran anak-anak Mak Irul ini. Keren sekali.
BalasHapusMba luar biasa akubtuh salut mba sama yg memutuskan buat HS ini kemarin kakak kelasku memutuskan anaknya HS belum seminggu dia kena stroke sebelah kanan saking stressnya makanya salut sama mba
BalasHapusWah bermanfaat banget nih mba, ilmunya..
BalasHapusKeren mba bisa telaten bikin pengajaran homeschollingnya :)
Makkk warbiasakkk. Aku ngebaginya aja pusing. Tapi mak irul sesuatu tangguhnyaaaaaaa
BalasHapusAku nyerah haes makkk huhu. Saluteeee
Selalu salut dg mak Irul. Bahkan saya yang non-muslim pun bisa mengambil banyak manfaat dari tulisan ini. Kutipan dari Imam Syafi'i mau saya share ke anak saya ^_^ Memang sebaik2nya ilmu adalah bisa dimanfaatkan seluruh umat manusia.
BalasHapusTerimakasih tipenya Mak. Keren sudah terkonsep seperti ini. Semoga saya ingat dan bisa mengambil poin-poin penting di atas buat diterapkan sedikit demi sedikit kepada anak kami.
BalasHapusSaluuut Mbak, sungguh gak mudah bagi saya kalau mendidik 6 anak di rumah, sendirian.
BalasHapusSaya lihat anak-anaknya nurut ya, Mbak. Setiap diberi pendidikan mereka belajar dan mempraktekkannya
((terpana))
BalasHapusHebat banget, kak.
Kurikulum pengajaran Home Schooling memang tergantung kebutuhan sang anak ya...
Jadi anak lebih berkembang dan tumbuh sesuai dengan minat bakatnya.
Keren mb, bisa fokus dan konsisten. Dan terbukti anak-anak HS lebih terasah bakat dan minatnya ya. Jempol...
BalasHapusCakep mba sharingnya. Aku mah suka banget kalau pas dirimu ngobrolin homeschooling. Kebeneran temenku ada tuh yang pengen homeschooling.
BalasHapusInspiratif tulisannya. Izin nyontek buat diterapkan ke anak2. Wah iya ya aku kurang banyak cerita sejarah nabi nanti aku tambahkan ke list yang dibaca.
BalasHapusEmamg bukan mindahin sekolah ke rumah tapi dr rumahlah pendidikan yang no 1 berasal ya mbak dr ortunya
Masyaallah, kerennnn.Jadi pengin belajar Mak. Pengin aku coba terapin di rumah, Mak, tentunya dengan modifikasi sesuai kondisi kami. Salut sama homeschooler.
BalasHapusternyata home education itu simple ya tapi tertanam di benak anak. Beberapa sih sudah diterapkan buat bocah di rumah, sisanya mulai dari sekarang deh. Ma kasih infonya, Mba
BalasHapusMasyaallah mak
BalasHapusSerius aku salut dab sirik haha. Sirik positif dan juga terinspirasi. Inilah real iby madrasah bagi anaknya