Saya memiliki gelar sarjana dari
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tetapi ada satu lagi kuliah yang tidak saya
selesaikan yang sampai hari ini kadang saya sesali kenapa tidak dilanjutkan
diselesaikan. Yakni kuliah di Ma’had Ali bin Abi Thalib Yogyakarta. Jurusan Bahasa
Arab.
Dulu saya memutuskan cuti saat kuliah
di Ma’had Ali. Apalagi anak-anak masih kecil dan jarak mereka berdekatan. Setelah
dipikir-pikir kenapa saya begitu mudah menyerah dan malah memilih melepaskan
kuliah bahasa Arab itu. Padahal jujur bahasa Arab saya masih sangat terbatas.
Meskipun saya pernah belajar Bahasa Arab di beberapa lembaga non formal. Tetapi
hanya sekedar pengenalan. Bahkan semasa SMA saya pernah belajar bahasa Arab di
sebuah madrasah dan mulazamah kepada seorang kyai namanya KH. Abdul Hadi
almarhum. Dari beliau saya belajar bahasa Arab dari awal banget.
Bahasa Arab Itu Kaya
Setiap orang yang pernah belajar
bahasa Arab pasti mengakui bahwa Bahasa Arab itu sangat KAYA. Sulit menemukan bahasa lain yang bisa sekaya bahasa Arab. Bahkan
banyak kata dalam bahasa Arab yang tidak kita temukan padanan katanya dalam
bahasa Indonesia. Itulah mengapa banyak kata dalam terjemahan AL-Qur’an versi
Depag yang kadang terjemahannya itu agak berbeda dari maksud awalnya. Karena
susahnya menemukan padanan kata yang pas.
Bahasa Arab Itu Mencerdaskan
Itulah mengapa tak heran Ustadz Budi
Ashari pernah bilang bahwa “ Bahasa Arab
itu mencerdaskan”. Gimana ga mencerdaskan coba setiap orang yang belajar
bahasa Arab ‘dipaksa’ mempelajari banyak sekali kosakata untuk menunjukkan sesuatu secara detail. Bahkan kosakata
untuk ‘Singa’ saja ada lebih dari 50. Singa dalam bahasa Arab itu bisa: Usamah,
Shuhaib, Hamzah, dst….sampai 50 lebih padanan kata. Luar biasa sekali bukan.
Yang lebih luar biasa lagi begitu
banyak hikmah kenapa bahasa Al-Qur’an adalah bahasa Arab. Karena setiap kata
yang ada dalam Al-Qur’an itu adalah bahasa Arab terbaik yang pernah ada. Bahasa
Al-Qur’an itu dia tidak hanya sekedar bahasa Arab. Makanya ga heran kita pasti
akan tersentil dengan sindiran dari AL-Qur’an padahal kalau disebutkan dalam
bahasa lain mungkin kita menerimanya biasa saja. Ya Karena itu tadi. Bahasa
Al-Qur’an itu tidak sekedar bahasa Arab biasa.
Ambil contoh, Al-Qur’an menyebut
orang yang tidak memeluk agama islam dengan sebutan “kafir” yang artinya
menutup. Padahal setiap agama juga punya sebutan khusus untuk orang yang tidak
memeluk agama mereka. Tetapi mengapa sebutan dari agama lain itu tidak terdengar luar biasa?. Padahal
arti ‘Kafir’ kan cuman tutup. Dalam bahasa Inggris ‘Cover”. Kenapa kita tidak
tersentil ketika kita disebut ‘Cover’ karena kata cover itu bukan bahasa Al-Qur’an.
Sedangkan kata ‘ Kafir’ itu sebutan langsung oleh Allah yang dipilih Allah untuk
dijadikan bahasa Qur’an.
Rencananya insya Allah tahun 2019
besok saya ingin sekali melanjutkan kuliah bahasa Arab di Ma’had Ali bin Abi
Thalib kembali. Diniatkan sebagai wasilah agar bisa mempelajari islam dengan
lebih baik lagi. Aamiin. Semoga dimudahkan jalannya. Dilancarkan rejekinya oleh
Allah dan diberi kesehatan dan panjang umur. Dan semoga istiqomah dan ikhlas
menuntut ilmu sehingga ilmunya barakah. Aamiin ya Allah.
kalau menguasai bhs arab, emang keren banget mbak. saya s1 ambil bahasa dan sastra arab uin jogja. sebelumnya belajar nahwu sharaf mantiq balaghah di pesantren tambakberas. sayangnya pendidikan selanjutnya lebih fokus pd study humaniora, bukan kajian sastra atau manuskrip :) semoga mbak, niat baik mbak terkabul. amiiin.
BalasHapusAamiin, Alhamdulillah sekarang saya sudah kuliah lagi mbak. Makasih ya doanya
Hapus