Kopi Dalam Kenangan Masa Kecil
Saya jatuh cinta dengan kopi saat
saya masih kecil. Nun jauh di sana di sebuah desa pelosok di Kalimantan Tengah.
Rumah saya di tepi sungai yang banyak ditumbuhi oleh tanaman kopi. Jika musim tanaman
kopi berbunga tiba rumah saya harum semerbak bau bunga kopi. Kuntumnya yang
berwarna putih terlihat mengundang. Biasanya tanaman kopi berbunga di akhir
musim hujan. Jadi bayangkan betapa romantisnya duduk di tepian jendela sambil
memandang sisa-sisa hujan yang menimpa kuntum-kuntum berwarna putih nan
semerbak itu. Itulah kenapa jika
ditanya, pilih kopi atau teh jawabannya tentu saja kopi.
Dulu di kampung kami, kopi yang
diseduh adalah buatan sendiri. Ibu saya biasanya memanen kopi kemudian
menjemurnya lalu setelah kulitnya terkelupas biji kopi kering ini disangrai. Setelah
disangrai barulah kopi ini bisa ditumbuk dengan lesung dan bisa dijadikan
minuman. Ibu saya pecinta kopi, ayah saya pecinta kopi dan saya juga akhirnya
mencintai kopi. Bahkan seluruh saudara saya juga jatuh cinta dengan kopi
meskipun sekarang kami sduah berpencar tidak tinggal di Kalimantan lagi. Kami tidak
mungkin jatuh cinta dengan teh misalnya, karena kami sekeluarga tidak pernah
melihat tanaman teh pada waktu itu. Yang ada di samping rumah kami ya tanaman
kopi. Bahkan kakak tertua saya membeli sebuah lahan yang awalnya dijadikan
kebun kopi yang kemudian oleh kakak dijadikan rumah tetapi pohon-pohon kopinya
tetap tumbuh. Dan rasanya ingin menangis kalau liburan ke tempat kakak di
Kendal Jawa Tengah. Bangun tidur mencium wangi bunga kopi.
Dan sampai sekarang buat saya ngopi
itu ‘me time’. Pagi hari, atau saat janjian ketemu teman-teman blogger lain
saya lebih memilih pesan kopi. Dan dini hari sebelum subuh menjelang saya
biasanya minum kopi untuk menemani saya menulis di blog. Dan kopi pilihan saya
jatuh pada Kopi Kapal Api. Karena sejak dulu pemahaman yang saya adopsi dari kanjeng
ibu, kopi itu ya Kapal Api. Saat sedang tidak musim kopi persediaan kopi kami
di blek ya Kopi Kapal Api.
Kopi Bermanfaat Untuk Perempuan
Dan dibalik ‘kegelapannya’ sebenarnya
kopi menyimpan banyak manfaat. Kopi jika diminum tidak berlebihan memberi banyak
khasiat untuk tubuh. Dan itu dibuktikan oleh banyak penelitian. Terutama kopi
hitam.
Dan saya rasa kopi itu cocok lo untuk
perempuan. Kenapa? Karena ada istilah ‘Ngopi Cantik” bukan ‘Ngopi Ganteng’
misalnya. Jadi me time perempuan dengan ngopi itu hal yang wajar menurut saya.
Atau hasil penelitian di bawah ini
bisa dijadikan rujukan juga.
Antioksidan pada kopi membantu
menekan resiko gejala kanker pada tubuh. Penelitian di Jepang pada sejumlah
wanita yang mengkonsumsi kopi 2 kali sehari, resiko terjadinya kanker usus besar
menurun sebesar 25%.
Kopi Kapal Api jelas lebih enak ya mbaa ? hehe
BalasHapusMe time asyik bangeeet mba..aku udah ngga ngopi lagi tapi tetap menajdi penikmat wangi kopi yang luar biasa enaknya. Dan kita sering bangeeet promosi untuk Indonesia yang surganya pecinta kopi
BalasHapusJelas lebih enak 😍
BalasHapusKopi kapal api emang juara yaa.. sejak jaman dulu...
BalasHapus