Saya ingat banget ketika zaman
putih-biru dan belum berhijab saya sering banget ikut menari tarian khas Dayak.
Iya dari SD-SMP saya habiskan di Kalimantan Tengah. Bahkan kadang-kadang tampil
saat ada acara-acara sekolah maupun penyambutan tamu dari Jakarta. Nah, yang
khas saat tampil menari tarian khas Dayak semisal tari Mandau, Giring-giring
dan lainnya kami biasanya para penari, memakai pakaian khas Dayak yang terbuat
dari kulit kayu atau yang dikenal sebagai Daluang. Waktu itu sih biasa aja. Apalagi
hampir semua pakaian khas Dayak terbuat dari kulit kayu. Bahkan seingat saya
nenek saya selain punya daluang juga masih punya kain yang dibuat dari serat
daun nanas dan diwarnai sendiri. Bahkan saya ga kepikiran untuk menyimpannya
dan mengambil fotonya untuk dokumentasi. Dan sekarang kalau inget itu rasanya
nyeseeeeeel banget. Ya ampun itu warisan dan kekayaan budaya yang luar biasa
milik bangsa kita. Dan sedihnya para pemiliknya itu ga ngeh kalau itu luar
biasa berharga. Duuuuuh.
Kostum menari saya dulu modelnya begini ini. sayangnya semua foto saat saya menari belum berhijab semua Pict from: http://www.len-diary.com/pakaian-adat-dayak-ngaju-kalimantan-tengah/ |
Nah kemarin Sabtu, 4 Februari 2017
saya ikut workshop membuat clutch dari Daluang bersama Brother dan Pesona Kriya
Indonesia. Dan rasanya terharu banget melihat daluang kembali setelah puluhan
tahun ga menyentuhnya. Workshop bertempat di Pesona Homestay Jogja.
Apa sih Daluang?
Daluang serat dari kulit pohon kayu sae sejenis
pohon mulberry. Nah 250-an lebih kulit kayu tersebut kemudian akan dipukul
sampai menipis. Daaan memukulnyapun tak boleh pakai acara istirahat kayak
coffeebreak gitu. Keburu keras lagi kayunya ntar. Jadi terus-menerus. Sampai ketemu
ketebalan yang pas. Kebayangkan capeknya. Udaah ga usah dibayangin susahnya
bikin daluang.
Nah kata Profesor Sakamoto, seorang
pakar Daluang asal negeri Sakura, Jepang, Daluang ini ditetapkan sebagai
warisan tak benda oleh UNESCO. Karena ia adalah fosil hidup. Bahkan alat untuk
membuatnya saja sama seperti zaman dulu. Berupa batu besar (ikei) sebagai alat
pemukulnya yang diperkirakan sudah ada sejak zaman megalithikum. What???? Kok keren
banget sih sejarahnya. Bukan hanya itu, Daluang ini juga mampu bertahan hingga
ribuan tahun lo. Tapi tentang keawetan ini ada benarnya juga sih. Karena melihat
baju-baju dari kulit kayu zaman dulu itu kalaa penyimpananya tepat bisa awet
sampai luamaaaaa banget.
Daluang sendiri adalah warisan ras
Autronesia (Thailand, Melayu, Hawai sampai Madagaskar). Dan sekarang Daluang
termasuk tinggi value-nya. Harganya tinggi. Hitungan percentimeter. Whoaaaa,
clutch daluang saya ga bakalan ta jual deh buat simpenan aja siapa tahu ribuan
tahun nanti ada yang mau beli buat koleksi. Hahahahaha. Becanda euuy, ini mau
saya simpen buat kenang-kenangan soalnya buatan sendiri. Jarang-jarang blogger
kayak saya bisa menjahit sendiri clutchnya. Hehehehehe.
Nah kenapa workshop daluang ini
mengundang para blogger. Harapannya agar para blogger juga turut serta mengabarkan
tentang daluang ini ke masyarakat luas. Jadi inget pas acara ultahnya KEB
kemarin di Gendhis Bags. Kata teman-teman dari XL saat ini kebanyakan pengguna
internet mencari informasi tentang suatu brand lebih banyak melalui blog
pribadi loh. Nah tuuuh, blog tetap menjadi sumber rujukan para pencari
informasi di luar sana.
Menjahit Clutch Bersama Brother
Indonesia
Hasil karya ya. Duh terharu :) Backgroundnya adalah mesin jahit Brother seri GS2700 dengan 27 hasil jahitan. untuk daluangnya saya pakai setelan nomor 13. cantik kan? |
Saya sendiri sebenarnya suka
menjahit. Meskipun mesin jahitnya masih jadul alias yang warna hitam tempo
doloe itu loh. Nah, kemarin mbak Astri Damayanti (seorang blogger senior)
mengajak para blogger dan crafter membuat clutch dari Daluang dengan mesin
jahit portable dari Brother Indonesia. Saya pernah mengajukan proposal ke si bapak
untuk membeli mesin jahit canggih ini. Dan kata si bapak “ Buktikan dulu niat-Mu!”
hahahaha. Jangan-jangan rajinnya cuman sehari dua hari. Huhuhuhuhu.
Mesin Jahit Brother seri GS2700 ini sepatunya mudah digunakan dan dibongkar pasang. Mudah dioperasikan oleh pemula sekalipun |
Kemarin saat workshop yang digunakan
adalah mesin jahit Brother seri GS2700 yang bias menghasilkan 27 macam jenis
jahitan. Duuuh mupeng. Ssttt, seusai workshop saya sampai bagiin brosur ke si bapak
dan menjelaskan dengan berapi-api tentang ‘keajaiban’ mesin jahit itu. Apalagi waktu
saya tunjukin karya saya. Nampak terharu banget dianya. Semacam pingin komentar
“ Kamu bisa jahit Mi?” hahahaha.
Nah berikut saya buat turorial
sederhana membuat clutcth Bag dari Daluangnya ya.
Bahan:
Busa tipis
Kain pelapis
Kancing magnetik
Kain katun sebagai lapisan luar
Daluang untuk penutup clutch bagian
atas
CaraMembuat:
Siapkan bahannya. setrika kain pelapis dengan busa agar menempel dengan baik. Agar saat dijahit ga geser-geser. Stel mesin jahit untuk jahit lurus. Jahit kain bagian luar dengan busa berada di bagian luar. Nanti baru dibalik. Oia jangan lupa pasang kancing magnetiknya ya. baru tutup dengan menjahit daluangnya. Rapikan bagian sambungan dengan jahitan yang cantik. tadaaa jadi deh Clutch ala-ala Mamak Kece ini :)
Siapkan bahannya. setrika kain pelapis dengan busa agar menempel dengan baik. Agar saat dijahit ga geser-geser. Stel mesin jahit untuk jahit lurus. Jahit kain bagian luar dengan busa berada di bagian luar. Nanti baru dibalik. Oia jangan lupa pasang kancing magnetiknya ya. baru tutup dengan menjahit daluangnya. Rapikan bagian sambungan dengan jahitan yang cantik. tadaaa jadi deh Clutch ala-ala Mamak Kece ini :)
Doodling bareng Mak Tanti Amelia
Jujur saya ga bakat yang namanya
menggambar. Lah wong gambar kuda aja dikira kambing sama anak-anak. Beneran iri
banget sama anak-anak saya yang pinter-pinter menggambar. Suami saya sendiri
pinter gambar dan buat desain grafis. Dan kadang terharu lihatnya “ Ya Allah,
kenapa tangan mereka bisa begitu ajaib dan saya tidak” huhuhuhu.
Dan kemarin seneng banget saat mbak
tanti bilang tidak ada aturan yang pasti dalam doodle. Doodle is break the
rules. Hohoho. Setujuuu, semacam hiburan buat para penggambar ecek-ecek macam
saya ini.
Akhirnya saya punya kesempatan juga
menggambar tanpa ada rasa ‘bersalah’ iya biasanya kalua gambar rasanya kok ga
pas aja hasil gambaran saya. Kemarin saya merasa lega aja dengan hasil gambar
saya padahal jauh dari kata bagus. Tapi beneran lebih rileks aja rasanya
setelah ngedoodle.
Harusnya sih daluang saya kasih
doodle tapi waktunya ga cukup euuy buat ngedoodling. Jadi daluang saya masih
polos sampe sekarang. Tapi ga papa sih. Ntar di rumah banyak kok yang dengan
sukarela ngegambarin clutch bag saya hahahaha.
Seneng ya bisa menghasilkan clutch dari Daluang. Rasanya seperti menyimpan mahakarya, yang entah sekian ratus tahun lagi akan me jadi barang antik.
BalasHapusYa Allah.daluang kereen ya maak...prosesnya lhah panjaaang amaat
BalasHapusdirimu cen selalu keren kok Mak Irul
BalasHapusMantap :D
BalasHapus