Perjalanan Terjauh dan Tersulit adalah Perjalanan ke Masjid
Sebagai keluarga pembelajar mandiri
alias sekolah rumah (Homeschooling)
tentu saja pendidikan karakter adalah materi utama dalam kurikulum kami.
Meskipun tak pernah sedikitpun kami mengabaikan pendidikan yang bersifat
akademis. Namun selalu saja saya dan suami ulang-ulang dalam kehidupan kami
bahwa ketaatan kepada Allah adalah hal utama.
Hidup untuk beribadah dan memberi
manfaat bagi sesama manusia. Dan menjaga salat adalah tiang agama
Sebagai emak dari 6 anak dengan usia
beragam tentu saja saya butuh trik khusus agar pembelajaran kami efektif. Usia
anak saya mulai dari 11 tahun sampai berumur 1 bulan. Pembelajaran khusus salat
selalu di dengungkan untuk setiap anak lelaki. Salat berjamaah di masjid. Saya
katakan pada mereka bahwa perjalanan tersulit itu bukanlah mendaki gunung
tertinggi di dunia, atau membelah samudera ataupun menjelajah negeri-negeri
terjauh. tetapi perjalanan terberat dan tersulit itu adalah pergi ke masjid di
waktu-waktu salat.
itulah mengapa komitment untuk
mengajarkan hafalan salat saya yang pegang kendali. Salat itu wajib dan
sepanjang hayat. Alangkah ruginya saya jika pahala mengajarkan doa-doa salat di
ambil oleh orang lain. Lima kali sehari mendirikan salat seumur hidup.
Setiap pagi ketika kami akan memulai
pelajaran kami maka kami memulainya dengan salat Dhuha. Itulah mungkin kenapa
anak-anak saya cepat menghafal surat Ad-Duha dan Asy-syam. Bagi anak-anak yang
masih belum hafal doa salat maka kami melafalkan doa dengan suara nyaring. Dari
takbir sampai salam di baca nyaring. Ditambah dzikir selepas salat, doa untuk
emak-bapak, doa-doa lain plus doa salat dhuha. Dan bisa saya katakan dengan metode
ini jika rutin di lakukan selama lima hari saja dalam seminggu. In Sya Allah
anak-anak hafal dalam kurun waktu 2-3 bulan seluruh doa dalam salat. Coba deh.
Selain itu saya mewajibkan anak-anak
yang masih kecil untuk bangun di waktu-waktu salat. Jika itu subuh maka saya
membangunkan mereka meskipun mereka tidak ikut salat. Minimal mereka mendengar
adzan dan mulai hafal waktu-waktu salat.
Dan bagi anak laki-laki maka di mulai
mereka bisa menjaga diri dari berhadas alias bisa menjaga pee dan puu nya maka mereka
akan ikut si bapak berjamaah di masjid. Lima dari enam anak saya adalah lelaki.
Tugas terberat saya adalah agar menjaga salat mereka selalu berjamaah di
masjid. Maka di mulai hari-hari penuh
cerita tentang orang-orang yang menjaga salat mereka di masjid. Saya dan si
bapak juga punya award sederhana untuk anak-anak yang rutin ke masjid.
Dan untuk satu-satunya anak perempuan
kami adalah mengajarkan padanya menjaga aurat yang sempurna agar ibadah salatnya
menjadi lebih sempurna. Yang paling menggelitik adalah pertanyaannya seputar “mengapa
Ummi tidak salat?” pada saat saya berhalangan salat. Jawaban saya sederhana “
karena ummi perempuan dan perempuan punya tugas istimewa”. Saya jelaskan
sederhana bahwa hanya perempuan yang bisa hamil dan melahirkan dedek bayi
sekaligus memberinya ASI.
Begitulah usaha saya dan suami
mengajarkan salat pada ke-6 anak kami. Dan tak lupa dalam setiap akhir sujud
saya saya panjatkan doa:
رَبِّ ٱجعَلنِÙ‰ Ù…ُÙ‚ِيمَ ٱلصَّÙ„َوةِ ÙˆَÙ…ِÙ† Ø°ُرِّÙŠَّتِÙ‰ رَبَّÙ†َا ÙˆَتَÙ‚َبَّÙ„ دُعَآءِ
O
my Lord! make me one who establishes regular Prayer, and also (raise
such) among my offspring O our Lord! and accept Thou my daPrayer.
Dan ada rasa terharu ketika membaca buku Anakku Surgaku. Ternyata hebohnya mengajarkan anak-anak utnuk menjaga salat tidak saya alami sendiri. Ada banyak orang tua yang senasib dengan saya. Tetapi satu kesamaan kami semua. sesulit apapun mendidik anak untuk salat tetap akan kami lakukan karena dengan salatlah agama ini di tegakkan.
pkoknya seru ya mak irul mengajarkan anak sholat
BalasHapussaya harus belajar banyaaaak dari mak irul niih...masih banyak bolongnya mengajarkan anak-anak...makasih untuk sharingnya ya mak..sukses juga lombanya :)
BalasHapusini blog kedua yang aku kunjungi dan sama - sama membahas tentang sholat. Memang orangtua terlebih dahulu yang memberikan contoh untuk ditiru anak - anak ^^
BalasHapusMengesat air mata membaca ini. Makasih banyak, Mak Irul :)
BalasHapusTerima kasih banyak
Alangkah ruginya saya jika pahala mengajarkan doa-doa salat di ambil oleh orang lain. Lima kali sehari mendirikan salat seumur hidup....
BalasHapusini bikin membaranya semangat yaaaa :D
Follow kami yuk Moms, banyak informasi menarik seputar kehamilan, breastfeeding tips dan parenting >> http://id.mamitalk.com ; Facebook: MamiTalk
BalasHapusMbak Irul...aku jd sedih krn bukan aku yg ngajarin surat2 ke anak2... Tp insyaaAllah, menjaga sholat anak2 di rumah itu aku yg pegang kendali. Wish me luck yaa
BalasHapusPerjalanan Terjauh dan Tersulit adalah Perjalanan ke Masjid <-- kalimat yang tak terbantahkan.
BalasHapus"Alangkah ruginya saya jika pahala mengajarkan doa-doa salat di ambil oleh orang lain. Lima kali sehari mendirikan salat seumur hidup."
BalasHapusMakjleb banget ini Mak. Iya, ya. Kadang malah banyak yang menyerahkan anaknya ke TPA aja biar lebih mudah. Hiks. Ternyata ini kewajiban orangtua seharusnya. :( Makasih ya Mak, insyaAllah aku mau ngajarin anak2 lagi. :)))
Wah iya nih mak. Peer biatku soalnya Ais masih kadang males2an solatnya. Hehe
BalasHapussmoga sy bisa mneladani panjenengangan mbak...
BalasHapusDan ada rasa terharu ketika membaca buku Anakku Surgaku.
BalasHapusTetap Semangat Posting ya kak :3
BalasHapusSemangat juga deh :D
BalasHapus