Sebuah Syair
images from |
sebuah catatan dari wall seorang teman here
MERANTAULAH
(Syair Imam Asy-Syafi’i)
Orang pandai dan beradab
tak 'kan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Pergilah 'kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan teman
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih jika tidak, dia ‘kan keruh menggenang
Singa tak 'kan pernah
memangsa jika tak tinggalkan sarang
Anak panah jika
tidak tinggalkan busur tak 'kan kena sasaran
Jika saja matahari di orbitnya tak bergerak dan terus diam,
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Rembulan jika terus-menerus purnama sepanjang zaman,
Orang-orang tak 'kan menunggu saat munculnya
datang
Biji emas bagai tanah biasa sebelum digali dari tambang
Setelah diolah dan ditambang manusia ramai
memperebutkan
Kayu gahru tak ubahnya kayu biasa di dalam hutan
Jika dibawa ke kota berubah mahal seperti emas
(Syair Imam Asy-Syafi’i)
Orang pandai dan beradab
tak 'kan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Pergilah 'kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan teman
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih jika tidak, dia ‘kan keruh menggenang
Singa tak 'kan pernah
memangsa jika tak tinggalkan sarang
Anak panah jika
tidak tinggalkan busur tak 'kan kena sasaran
Jika saja matahari di orbitnya tak bergerak dan terus diam,
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Rembulan jika terus-menerus purnama sepanjang zaman,
Orang-orang tak 'kan menunggu saat munculnya
datang
Biji emas bagai tanah biasa sebelum digali dari tambang
Setelah diolah dan ditambang manusia ramai
memperebutkan
Kayu gahru tak ubahnya kayu biasa di dalam hutan
Jika dibawa ke kota berubah mahal seperti emas
here |
Aku jg suka bgt syair ini mbak.. Begitu indah ciptaan Allah di luar sana, syang skli kl kita ga menikmati nyq. Semakin byk kita lihat kebesaran Allah semakin cinta n syukur kita pd Nya :)
BalasHapusiya bener semakin jauh orang berjalan semakin luas wawasan
HapusSaya juga hijrah, setidaknya ke luar kota. Tidak lagi tinggal di kampung halaman (tempat lahir dan dibesarkan). Beberapa tahun lalu, Syair ini yg menguatkan impian untuk bisa tinggal di negeri orang. #eh,jadi curcol gini, yak? ^^V
BalasHapus@momtraveller //iya ya syair ini benar2 menggugah..:)
BalasHapus@Uwien Budi...saya kelamaan merantau malah ga pulang2...kangen kampung..gantian curcol
BalasHapussyairnya indah sekali :)
BalasHapusMantap :D
Hapus@Rini..iya suka banget sama syair nya imam Syafi'i...
BalasHapusIndah banget yah Mak syairnya. Sukaaa...Pertama baca di trilogi negeri 5 menara, ngobatin hati yang kangen jauh dr orang tua. Kalo merantaunya barengan sama keluarga besar enak kali ya. Hihihi
BalasHapusIzin share yahh
BalasHapussuka syairnya mbak, dan syair yang menguatkan untuk merantau.
BalasHapusSalam kenal mbak
Bagus syairnya Imam Syafii :D
HapusSalam kenal juga Mak ^^
Mantaps mak, semangat ^^
BalasHapuswah, syairnya bikin berkaca2, bagus banget... :)
BalasHapusSyairnya bener bener mantap hehehe
BalasHapus